Network
GALAMEDIA - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mempresentasikan penanganan dan pembangunan infrastruktur lingkungan Jawa Barat dalam Indonesian Jabar Environmental Week melalui konferensi video. Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, menyatakan bahwa Jawa Barat sudah menyiapkan blue print sebagai provinsi berbudaya tangguh bencana (resilience culture province).
Semua infrastruktur linkungan dipersiapkan hingga memahamkan warga melalui jalur pendidikan. Program ini melingkupi perbaikan sungai yang tercemar, seperti Citarum, Tempat Pengelolaan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) yang investasinya dibantu oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Sementara untuk perbaikan sungai tercemar, Kang Emil berharap pemerintah Jepang dapat turut serta berpartisipasi.
Di era penerapan kapitalisme, kerusakan lingkungan akan selalu terjadi. Disebabkan paradigma kebutuhan yang digunakan adalah want (keinginan) bukan need (kebutuhan). Inilah yang mengakibatkan manusia melakukan eksploitasi sumber daya alam untuk memenuhi keinginan yang tidak terbatas.
Baca Juga: Pejabat Kemenkes Diperiksa KPK, Jubir Ungkap Kasus yang Ditangani
Bahkan dari paradigma tersebut, memunculkan perilaku ekonomi yang hanya mementingkan keuntungan semata dengan cara apa pun. Eksploitasi inilah yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan polusi dimana-mana.
Sejak awal Islam sudah meletakkan paradigma yang benar yaitu kebutuhan (need) dan bukan keinginan (want). Diperkuat lagi dengan berbagai penerapan hukum syara' untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi, manusia boleh mengeksplorasi tapi dilarang untuk mengeksploitasi apalagi hanya untuk keuntungan semata. Artinya, linkungan tetap terjaga kelestariannya dan tidak menimbulkan polusi yang berbahaya bagi makhluk hidup.
Lingkungan hidup dalam Islam berkaitan dengan kepemilikan umum, yang pengelolaannya diatur oleh negara.
Baca Juga: Mendibuk Luncurkan UKBI Adaptif Merdeka Secara Daring
Untuk pemeliharaan dan penjagaannya, Islam mengatur lingkungan hidup disandarkan pada hadits:
