Agama dan Adat Istiadat: Pertentangan Pengetahuan, dan Kebiasaan

- 22 Juni 2021, 05:58 WIB
Rahmadi
Rahmadi /Rahmadi/

Menurut M. Nasroen, adat istiadat adalah suatu sistem pandangan hidup yang kekal, segar, serta aktual karena berdasarkan pada berbagai ketentuan yang terdapat pada alam yang nyata dan nilai positif, kebersamaan, kemakmuran yang merata, pertimbangan pertentangan, penyesuaian diri, dan berguna sesuai tempat/ waktu/ keadaan.

Contohnya Mappalili, yaitu upacara turun sawah di Sulawesi Selatan yang diselenggarakan untuk mengawali musim tanam padi. Menurut kepercayaan setempat, upacara ini bertujuan untuk mencegah hama atau bencana besar yang dapat merusak tanaman padi.

Ngaben, yaitu upacara pembakaran jenazah yang dilakukan oleh masyarakat di Bali. Ritual ini merupakan warisan leluhur masyarakat Bali yang percaya bahwa dengan membakar jenazah maka roh leluhur menjadi suci dan mereka dapat beristirahat dengan tenang.

Baca Juga: Sambut Holding BUMN Usaha Mikro (UMi), PNM Jamin Akses Pendanaan Nasabah Lebih Murah dan Cepat

Hubungan Agama dan Adat-Istiadat

Setelah kita mengetahui apa itu agama dan adat istiadat  selanjutnya kita juga harus mengetahui apa hubungan keduanya agar tidak salah kaprah dalam menanggapinya, sehingga nantinya kita bisa mengetahui apakah agama dan adat-istiadat bisa berjalan berdampingan atau harus ada salah satu yang mengalah atau bahkan harus dimatikan keduanya.

Agama, dan adat istiadat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Baik dalam keadaan sendiri maupun saat bersosialisasi dengan orang lain. Agama dan adat istiadat sangat erat hubungannya. Pelaksanaan agama bisa dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat istiadat daerah setempat.

Dalam konteks ke-nusantaraan yang ada di Indonesia, budaya, tradisi dan seni itu menjadi alat untuk menyampaikan ajaran-ajaran agama. Beberapa hal yang perlu dicatat mengapa di Nusantara ini agama dan budaya menjadi alat atau metode dalam penyampaian agama.

Pertama, supaya agama lebih mudah dipahami. Karena kalau pesan-pesan agama disampaikan dengan cara-cara Timur Tengah tentunya akan ada kesenjangan budaya. Sehingga akan kesulitan untuk memahami dan menerima pesan-pesan agama yang akan disampaikan.

Baca Juga: Sultan HB X Ungkit Soal Lockdown: Saya Enggak Kuat Membiayai Rakyat se-Yogyakarta

Halaman:

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x