Kekuatan Story Telling Pariwisata

- 2 Juli 2021, 14:09 WIB
Yudhi Koesworodjati/dok.pribadi
Yudhi Koesworodjati/dok.pribadi /

Baca Juga: Mau DIbawa ke Mana Karang Taruna Ini?

Narasi story telling yang dihidupkan tourleader di atas terbukti mampu menjadi kunci kesuksesan aktivitas pariwisata dan penambah pengalaman berwisata.

Dari dua cerita di atas, tampak bahwa destinasi wisata yang belum banyak diketahui banyak orang terlebih dahulu perlu kita pilih, yang memang memiliki valueyang besar bagi produk destinasi, mempunyai pembeda/ khas, sejak awal perjalanan sampai tiba di lokasi.

Jangan sampai nanti malah tourism destroy tourism karena nila setitik rusak susu sebelanga.

Baca Juga: Satukan Pangeran William dan Harry, Luka di Balik Patung Putri Diana yang Kini Hiasi Istana Kensington

Kita perlu fokus agar benar-benar menjadi success story dan kemudian dikembangkan di beberapa wilayah dengan memperhatikan nilai kelokalannya.

Faktor alam beserta semua sumber dayanya yang tersedia menjadi produk rahasia yang perlu digali secara cermat.

Yang kedua, kunci kesuksesan dari menghidupkan narasi dalam aktivitas pariwisata ini tidak lepas dari kemampuan tour leader menyesuaikan arus psikologi pengunjung dengan aktivitas penceritaan narasi tersebut.

Baca Juga: Luhut Panjaitan Yakin Pemerintah Berhasil Pulihkan Ekonomi, Christ Wamea: Ahli Perang Ngaku Ahli Ekonomi

Kemampuan memadukan dua kekuatan persona branding, yaitu faktor manusia dan faktor alam dalam bentuk narasi imaginer sangat menentukan. Tour leader harus menjadi informant leader yang komprehensif.

Dia harus mampu menggali rahasia yang sulit diketahui orang lain, mesti outstanding, pandai merangkai kata, sehingga yang kecil saja jadi sangat menarik.

Bukan hanya goodlooking tampan dan cantik, tetapi juga nice looking.

Tou rleader harus memperluas cakrawalanya, dan betul-betul sadar, dia adalah frontliner, wakil warga kota dan first impression buat wisatawan.

Baca Juga: Terbaru Harga Emas Hari Ini 2 Juli 2021 di Pegadaian: Antam dan UBS Melonjak Naik

Bukan tou rleader yang textbook, yang tidak mencari cari tahu behind the scene apa yang ingin disampaikannya, terlebih lagi bukan orang yang menjadikan tourleader hanya sebagai profesi cari nafkah, cari fee dari resto/cafe, toko cenderamata/cenderarasa, dan lain-lain.

Jika ini yang terjadi maka dia juga bisa jadi penyebab utama tourism destroy tourism.

Tetapi tourleader yang mampu menggali rahasia sebagai misteri yang mustahil diketahui orang lain menjadi produk wisata yang menstimulus motivasi pengunjung untuk mendatanginya dengan pengorbanan ekonomi yang optimal.

Baca Juga: Aktor Laga Iko Uwais Positif Covid-19, Joe Taslim Hingga Judika Sampaikan Doa

Story yang menciptakan kesan atau energi positif yang menyentuh hati ini selanjutnya bisa di-campaign oleh perusahaan biro perjalanan yang melakukan inbound/memasukkan wisatawan.

Sehingga biro perjalanannya bersemangat dan berlomba melakukan promosi produk agar wisatawan datang ke destinasi wisata tersebut, sementara pemerintah secara sinergis melakukan promosi destinasi.

(Yudhi Koesworodjati, Dosen Tetap Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pasundan dan pemerhati pariwisata)***

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x