Lima Cara Memaknai dan Menjadi Pahlawan Masa Kini

- 10 November 2021, 14:52 WIB
Erlangga Abdul Kalam Wakil Ketua I Kaderisasi PC. PMII Jakarta Timur
Erlangga Abdul Kalam Wakil Ketua I Kaderisasi PC. PMII Jakarta Timur /Erlangga Abdul Kalam/



GALAMEDIA - Tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia, bahwa kata pahlawan identik dengan nama para pejuang kemerdekaan Indonesia yang dengan gagah berani, bergerak melawan penjajah hingga kemerdekaan dapat direbut meski harus dipenuhi oleh lumuran darah dan taruhan nyawa.
 
Salah satu peristiwa perlawanan yang terekam sebagai sejarah adalah peperangan melawan penjajah pada 10 November 1945 lalu di Surabaya.

Peristiwa ini disebut sebagai perang perdana pasca proklamasi kemerdekaan, disamping itu peristiwa ini juga disebut sebagai pertempuran hebat dalam sejarah revolusi Indonesia yang mengorbankan begitu banyak nyawa para pejuang.

Maka kemudian melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno, 10 November 1945 ditetapkan sebagai Hari Pahlawan bagi bangsa Indonesia.

Setiap tahun, kita tidak pernah lupa merayakannya.

Baca Juga: Anies Baswedan Kena Roasting Kiky Saputri, Guntur Romli: Mau Pencitraan Malah Jadi Bahan Ketawaan

Peringatan hari Pahlawan itu merupakan bentuk penghormatan kita kepada para pahlawan sekaligus untuk mengenang perjuangan atas peperangan tersebut.

Meski saat ini situasi merayakan hari Pahlawan kita banyak berbeda seperti biasanya karena kita masih harus bertarung melawan Pandemi, tetapi semangat pejuang kepahlawanan terdahulu harus tetap direalisasikan dalam kehidupan keseharian.

Berikut ini adalah 5 cara memaknai dan menjadi pahlawan dimasa kini:

Pertama, Kreatif dan Inovatif. Pahlawan masa kini harus kreatif dan inovatif. Tidak hanya menjadi pengekor, tetapi juga harus menjadi pelopor.

Sebab tantangan kita di era mendatang tidak akan sama, perubahan-perubahan akan selalu bermunculan. Karenanya kreatif dan inovatif ini menjadi penting untuk dimiliki.

Baca Juga: Universitas Al Ghifari dan Kadin Kota Bandung Sepakat Jalin Kerja Sama

Minimal dari kreatif dan inovatif itu, hari ini kita mampu beradaptasi dengan zaman dan kedepan kita tidak akan tergerus dimakan zaman.

Kedua, Menerapkan Protokol Kesehatan. Pahlawan masa kini harus mengikuti anjuran pemerintah, seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan (3M).

Sebab sosok pahlawan adalah seseorang yang tidak hanya mementingkan kepentingan kesehatan pribadinya,  tetapi ia yang mampu menjaga keluarganya, melindungi temannya dan sahabatnya dari bahaya pandemi.

Itu juga yang para pahlawan lakukan dalam perang kemerdekaan melawan penjajah. Pahlawan hanya menginginkan keluarganya, saudaranya bahkan anak cucunya agar terlindungi dan terjaga dimasa mendatang.

Ketiga, soal Kemandirian. Pahlawan masa kini harus bisa mandiri, percaya terhadap kemampuan sendiri.

Baca Juga: Anies Baswedan Tampil di Acara TV, Aktivis NU: Wagubnya Diminta Hadapi Banjir, Gubernurnya Pencitraan

Kemudian mampu memberdayakan kelebihan-kelabihan yang kita miliki untuk sesuatu manfaat yang baik untuk orang lain.
 
Seperti misalnya ketidakbergantungan kita terhadap orang lain atau bangsa lain.

Sebab pahlawan-pahlawan kita sejak dulu mengajarkan, bahwa dalam memerdekakan bangsa Indonesia kita butuh keyakinan, bukan kebergantungan pada penjajah.

Keempat, Melakukan Kegiatan-Kegiatan Positif. Pahlawan masa kini harus terbiasa melakukan hal-hal positif.

Seperti membantu pemerintah mengedukasi masyarakat tentang bahaya pandemi, lalu menjadi teladan untuk masyarakat disekitarnya, sehingga masyarakat secara sukarela mau menerapkan protokol kesehatan.

Atau mungkin bisa juga dengan cara kita membuat konten-konten positif di youtube, seperti misalnya membuat podcast membicarakan pahlawan-pahlawan. Itu akan sangat menarik.

Baca Juga: Driver Ojol di Bandung Ngaku Diancam dengan Senpi, Begini Pernyataan Polisi

Terakhir, Bergotong Royong. Pahlawan masa kini harus bergotong royong, terlebih kita sedang dalam situasi pandemi yang entah kapan akan berakhir.

Maka bantu membantu terhadap sesama menjadi sesuatu yang harus dijalankan.

Setidaknya dari para pahlawan kita bisa belajar, bahawa untuk meraih kemerdekaan Indonesia, dibutuhkan semangat persatuan.

Dalam buku yang berjudul "Hasyim As'ari dan Resolusi Jihad". diterangkan bahwa percikan peristiwa 10 November 1945 itu berangkat dari deklarasi Resolusi Jihadnya KH. Hasyim As'ari yang berbuntut pada kemerdekaan yang hakiki.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, bahwa untuk menjadi pahlawan, sosok panutan harus punya kemandirian, menjaga dan melindungi terhadap sesama serta bergotong royong.

Baca Juga: Netflix Pastikan Squid Game Season 2, Ini Bocoran Skenario Seru Sutradara Hwang Dong-hyuk

Pada akhirnya menurut hemat saya kata pahlawan tidak hanya disematkan pada deretan nama-nama pejuang kemerdekaan saja, tetapi mereka yang hari ini bisa menjadi panutan dan membawa perubahan serta memberikan kontribusi tinggi dalam berbagai bidang itu juga pantas disebut pahlawan.***


Pengirim:
Erlangga Abdul Kalam
Wakil Ketua I Kaderisasi PC. PMII Jakarta Timur
[email protected]

DISCLAIMER: Seluruh materi dalam naskah ini merupakan tanggung jawab pengirim. Gugatan, somasi, atau keberatan ditujukan kepada pengirim.

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x