Kenormalan Baru dan Berkendara dengan Mobil

- 26 Juli 2020, 17:43 WIB
ist
ist /

GALAMEDIA - New normal atau kenormalan baru, merupakan istilah yang tidak asing di telinga kita di masa pandemi ini. Sebab, fenomena ini menuntut kita untuk beradaptasi dengan gaya hidup baru, sebagai upaya pencegahan pertumbuhan virus Covid-19.

Alhasil segala lini kehidupan, terpaksa menyesuaikan kinerjanya dengan virus mematikan itu.

Berkendara pun termasuk di antara aspek-aspek yang mengalami penyesuaian dengan perubahan. Hal ini mengingat kenormalan baru mengakibatkan terbukanya mobilisasi masyarakat di sepanjang lalu lintas.

Baca Juga: Mulai Senin 27 April 2020, Warga Jabar yang Tidak Kenakan Masker Didenda Rp150 Ribu

Penggunaan kendaraan pribadi salah satunya mobil menjadi pilihan yang dirasa lebih aman dibandingkan menggunakan transportasi umum. Semakin meningkatnya mobilisasi masyarakat, maka semakin lama mereka berada di dalam mobil. Secara sekilas, mungkin hal ini tidak terlihat begitu buruk.

Namun, seiring lamanya mobil beroperasi, dapat menyebabkan akumulasi karbon dioksida atau CO2 di dalam kabin mobil karena manusia menghembuskan CO2 setiap saat ketika bernapas, sedangkan ventilasi udara yang tersedia di dalam mobil sangat terbatas.

Penyebabnya tak lain adalah penggunaan AC mode resirkulasi atau sistem penyejukan udara, yang tidak memperoleh suplai udara segar dari lingkungan luar mobil.

Baca Juga: Waduh, Kasus Positif Covid-19 di Kota Cimahi Kembali Bertambah

Alhasil, gas CO2 yang sudah terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mencapai konsentrasi yang tinggi dan menyebabkan penurunan fokus hingga malfungsi kognitif seseorang, sehingga sewaktu-waktu bisa membahayakan keselamatan berkendara.

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x