GALAMEDIANEWS - Reak Invasion adalah sebuah gerakan berkelanjutan yang bertujuan untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai positif dalam seni Reak dan mengikis stigma yang muncul dalam fenomena budaya di masyarakat. Gerakan ini diinisiasi oleh Anggi Nugraha, pemuda asal Ciguruwik, Desa Cinunuk Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
Sejak 2022 lalu, Anggi bersama kelompoknya terus berupaya untuk mengembangkan eksistensi seni Reak secara konsisten dan universal. Mulai dari mengenalkan Reak ke sekolah-sekolah, membuka ruang diskusi, hingga menjalin kolaborasi dengan berbagai genre musik.
Dari konsistensi inilah Anggi mendapat anugerah komunitas penggerak terdepan dari Detik Jabar Award 2024 kategori pembinaan dan pemajuan budaya. Perjalanan Reak Invasion selama dua tahun ini telah memberi warna positif untuk eksistensi seni Reak. Gaungnya tidak hanya terdengar di wilayah setempat tetapi menjangkau hingga ke kancah internasional.
Baca Juga: Puspa Karima di Lokovasia 2024 Akan Tampilkan Komposisi Reak Bakbrung dan Celempungan
“Tahun 2022 kami pentas di acara Roskilde Festival yang diadakan di Denmark. Ini adalah bukti bahwa seni Reak dapat diterima dengan baik dan dikenal oleh masyarakat luas.” ucap Anggi.
Tidak berhenti sampai di sana, tahun ini seni Reak akan menggaungkan kembali eksistensinya di Ibu Kota Jakarta dalam acara Synchronize Festival 2024. Dikutip dari synchronizefestival.id, Synchronize Fest merupakan festival musik multi-genre tahunan berskala nasional yang mengundang puluhan ribu audiens untuk merayakan keberagaman jenis musik.
Ada 100 lebih pertunjukan musik yang terkurasi dari artis-artis terfavorit dan terbaik tanah air dari dekade 60-an hingga 2000-an. Genre musik yang ditampilkan diantaranya Jazz, Pop, Dangdut, Keroncong, Hindia, Religi, Rock dan masih banyak lainnya.
Baca Juga: Seni Reak Asal Kabupaten Bandung Akan Tampil Bersama Musisi Dunia di Festival Musik Roskilde Denmark
Di tahun ke-9 Syncronize Fest ini akan hadir genre musik tradisi dari seni Reak Kuda Lumping yang berkolaborasi dengan Arrington De Dionyso seorang pemain saxophone. Kolaborasi ini didukung oleh beberapa perwakilan grup seni Reak yang ada wilayah Bandung Timur yaitu Anggi Nugraha sebagai koordinator kelompok dan Hermanto dari grup Juarta Putra, Mahesa dan Sendi dari grup Cahya Sajati, Iqbal Firmansyah dan Rizki dari grup Kuda Luyu, serta Wahyu dari grup Lamping Gajah.
Acara ini akan diadakan pada tanggal 4,5,6 Oktober di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta. Keberadaan Synchronize Fest sebagai wadah untuk berekspresi para musisi membawa pengaruh besar terhadap eksistensi seni.
Tak terkecuali untuk seni tradisi, kesempatan yang disediakan bagi seni Reak untuk tampil di acara musik bergengsi ini menjadi ujung tombak pelestarian dan pemajuan kebudayaan. Gerakan Reak Invasion yang disambut baik oleh Synchronize Fest juga membuktikan bahwa seni Reak mampu berkontribusi untuk seni musik secara global.
“Kedepannya gerakan-gerakan ini akan terus diusahakan, melalui Reak Invasion kami akan terus mengupayakan pertumbuhan dan perkembangan seni Reak hingga dikenal oleh seluruh dunia” pungkas Anggi.***
Penulis : Dhiya Silmi Amirah Soraya