Polisi Ngaku Punya Bukti Video Bentrokan Laskar FPI dengan Petugas

- 8 Desember 2020, 09:24 WIB
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol yusri Yunus
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol yusri Yunus /Istimewa/PMJNEWS



GALAMEDIA - Pihak kepolisian mengaku memiliki bukti rekaman video dari kamera closed circuit television (CCTV) terkait bentrokan dengan Laskar FPI pengawal Habib Rizieq Shihab di Tol Cikampek, Senin 7 Desember 2020 dini hari. Dalam insiden tersebut, enam orang anggota Laskar FPI tersebut meninggal dunia.

"Ada (bukti rekaman CCTV) ini kan lagi kita bongkar," klaim Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan, Selasa 8 Desember 2020.

Yusri menjelaskan kepolisian juga masih terus mengumpulkan bukti rekaman CCTV lain terkait kejadian itu. Namun, Yusri tak menjelaskan rekaman CCTV di lokasi mana saja yang akan dijadikan sebagai bukti.

"CCTV ada beberapa tapi masih dikumpulkan beberapa," ujar Yusri.

Baca Juga: Dukung Komnas HAM Lakukan Pengusutan, Muhammadiyah Desak Polisi Bersikap Terbuka

Sebelumnya, terjadi bentrokan antara anggota kepolisian dengan Laskar FPI pengawal Habib Rizieq di Tol Cikampek sekitar pukul 00.30 WIB, Senin 7 Desember 2020.

Dalam bentrokan itu, aparat kepolisian melepaskan tembakan hingga menyebabkan enam anggota Laskar FPI pengawal Rizieq tewas.

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan penembakan itu dilakukan lantaran mobil polisi dipepet dan diserang lebih dahulu.

"Kendaraan petugas dipepet dan diberhentikan oleh dua kendaraan pengikut tersebut, kemudian melakukan penyerangan dengan menodongkan senjata api dan senjata tajam berupa samurai, celurit kepada anggota," ujar Fadil, Senin 7 Desember 2020.

Baca Juga: Romo Syafii Sebut Penembakan 6 Anggota FPI Pelanggaran HAM Berat

Berbeda dengan polisi, Sekretaris Umum FPI Munarman menyebut pihaknya menjadi korban fitnah terkait aksi bentrokan tersebut.

Fitnah itu terkait pernyataan polisi yang menyebut pihak FPI melakukan penyerangan terlebih dulu kepada aparat dengan senjata tajam dan senjata api.

"Kalau betul cek nomor registernya. Pasti bukan punya kami. Karena kami enggak punya akses senjata api dan enggak mungkin membeli senjata (di pasar) gelap," kata Munarman.

Sejumlah pihak pun mendesak pemerintah membentuk tim independen terkait bentrokan anggota polisi dengan Laskar FPI tersebut.

Komnas HAM sudah membentuk tim internal untuk mengungkap peristiwa yang menyebabkan enam anggota Laskar FPI tewas.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x