Network
GALAMEDIA – Anggota DPR Fraksi PKB, Luqman Hakim memberikan apresiasi atas kinerja Densus 88. Perlu diketahui, Densus 88 telah berhasil mengamankan belasan teroris.
Menurutnya, belasan teroris tersebut hanya menjadikan ajaran agama Islam sebagai topeng sekaligus alat propaganda mereka.
Selain itu, mereka juga memanfaatkan Islam sebagai ajang pengumpulan dana untuk aksi terorisme mereka.
Luqman menegaskan akan turut memberikan dukungan secara penuh atas setiap pergerakan Densus 88 dalam upaya menumpaskan terorisme di Indonesia.
“Berantas terorisme sampai akarnya! Saya dukung penuh. Mereka gunakan Islam sebagai topeng, alat propaganda dan tipuan ngumpulin duit buat aksi terorisme,” tulis Luqman Hakim yang dikutip dari akun Twitter pribadinya, @LuqmanBeeNKRI, 24 Maret 2021.
Baca Juga: Kumpulan Lagu Ost Sinetron Indonesia, Dari Ikatan Cinta Hingga Buku Harian Seorang Istri
Oleh karena itu, Luqman meminta kepada Densus 88 untuk memberikan kinerja yang maksimal agar terorisme di Indonesia dapat diberantas sampai ke akar-akarnya.
“Babat habis, jangan kasih kendor! Bravo Densus 88 Antiteror...!!!,” pungkasnya.
Sebelumnya, Densus 88 telah mengamankan dua terduga teroris yakni berinisial FR dan AS di Kota Tanjung Balai.
Selain itu, Densus 88 juga turut mengamankan sejumlah barang bukti. Mulai dari 4 buku tabungan dan 1 buah samurai.
Tidak hanya sampai di situ, Densus 88 Antiteror kembali mengamankan 18 terduga teroris di Sumatera Utara melalui operasi senyap.
Baca Juga: Anggota DPR F-PKB Singgung Aktor Intelektual di Korupsi Kemenkeu: Ini Termasuk Kasus Langka
Operasi ini dilakukan selama 4 hari dari Jumat, 19 Maret 2021 hingga Senin, 21 Maret 2021.
Selain itu, Densus 88 juga turut mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk 31 kotak amal.
Sebanyak 18 terduga teroris ini diamankan di lokasi yang berbeda-beda, dimulai dari Kota Medan, Binjai, Tanjung Balai, Labuhanbatu, hingga Langkat.
Namun, 18 terduga teroris tersebut tidak disebutkan identitasnya secara rinci.
Hingga saat ini, mereka masih dimintai keterangan secara mendalam oleh tim detasemen khusus 88 Antiteror.***
