Network
GALAMEDIANEWS - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan bahwa alasan keterlambatan penerbitan Red Notice terhadap buronan kasus korupsi KTP elektronik Paulus Tannos adalah karena yang bersangkutan berganti nama.
"Informasi yang kami dapat, ada perubahan nama dari yang bersangkutan dan ada kesalahan dalam dokumen administrasi antara nama yang kami cari dengan nama yang diganti," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri di Jakarta,sebagaimana dikutip dari media ANTARA News pada Rabu 8 Februari 2023
Namun, Ali memastikan bahwa penyidik KPK akan terus menelusuri pihak-pihak yang terlibat.
Katanya, "Yang pasti, sekali lagi, kami tidak akan berhenti pada rintangan seperti itu dan akan melanjutkan pencarian kami ke mana pun itu membawa kami."
Sebelumnya,Deputi bidang penindakan dan eksekusi KPK Karyoto mengatakan bahwa jika "Red Notice" telah diterbitkan, Paulus Tannos dapat segera ditangkap ketika keberadaannya terlacak di Thailand.
"Jika 'Red Notice' sudah ada pada saat itu, dia bisa saja ditangkap di Thailand.
Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Majapahit dan 14 Nama Candi
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Interpol telah menyerahkan 'Red Notice' kepada Tannos lima tahun yang lalu. Namun, pengajuan ini belum terdaftar dalam sistem Interpol.
Pengajuan "Red Notice" untuk DPO tersebut sudah lebih dari lima tahun, dan setelah dilakukan pengecekan oleh Interpol, ternyata belum juga diterbitkan. Dia menjelaskan alasannya: "Saya tidak tahu apakah itu karena kesalahan unggahan atau sebaliknya".
Namun, ia meyakinkan bahwa KPK akan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dan membuat proses penerbitan "Red Notice" menjadi lebih cepat di masa mendatang.
