Soal Darah dan Kemungkinan Pembunuh Rancang Kesan Bunuh Diri Jadi Sorotan pada Kematian Yodi Prabowo

- 27 Juli 2020, 18:57 WIB
SEJUMLAH barang yang ditemukan di TKP penemuan jenazah Yodi Prabowo.*/DOK. POLDA METRO JAYA
SEJUMLAH barang yang ditemukan di TKP penemuan jenazah Yodi Prabowo.*/DOK. POLDA METRO JAYA /


GALAMEDIA - Penyidik kepolisian menyatakan kasus editor Metro TV Yodi Prabowo meninggal dunia akibat bunuh diri. Pernyataan tersebut membuahkan kekecewaan kepada pihak keluarga korban.

Sejumlah kalangan pun menilai adanya kejanggalan dalam kasus tersebut. Publik masih menyoroti penyelidikan kasus tersebut.

Salah satunya adalah Praktisi hukum Ricky Vinando yang menyampaikan pandangan, bila Yodi bunuh diri, maka darah yang keluar seharusnya cukup banyak. Terlebih, total volume darah pada tubuh manusia dewasa bisa sebanyak 4,5 sampai 5,5 liter.

Baca Juga: 53 Daerah Masuk Zona Merah, Satgas Covid-19 Ungkap Lokasi Kerap Jadi Klaster Penyebaran Corona

"Harusnya ada banyak darah yang keluar dan mengalir di sekitar TKP," ungkap Ricky dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari RRI pada Senin (27/7/2020).

Ricky selanjutnya mengatakan, luka tusukan yang ada ditubuh Yodi berada tepat di tenggorokan dan juga paru-paru, sehingga terlihat robekan pada wilayah vital.

Selain itu, Ricky pun mendasarkan pernyataannya pada rujukan penelitian Dokter Joe Alton dari American College of Surgeons (ACS), menyebutkan bahwa kematian akan sangat tergantung dari seberapa besar darah yang hilang dan seberapa cepat penanganannya.

Baca Juga: Doni Monardo Ngaku Kaget Saat Ini Perkantoran Sudah Seperti Kondisi Normal

"Darah tidak hanya terbatas di bawah posisi dia tertelungkup saja," pungkas Ricky.

Krimolog Universitas Indonesia, Hamidah Abdurrahman menyebut jika Yodi tewas bukan bunuh diri akibat depresi, namun ia menduga jika ada pelaku yang merancang aksi kematian sang editor televisi tersebut.

"Saya harap polisi tidak gegabah menyimpulkan almarhum Yodi bunuh diri, hanya dengan melihat sidik jari almarhum. Karena bisa saja terjadi hal tersebut disengaja oleh pelaku untuk menutupi perbuatannya. Polisi pasti tau dan bisa membedakan mana bunuh diri, mana pembunuhan," kata Hamidah kepada RRI.

Baca Juga: Masih Jauh dari Masa Puncak Pandemi, Kasus Positif Corona Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

Sementara itu, tanggapan serupa diucapkan kedua orang tua Yodi, Suwandi dan Turinah yang sama-sama menyebut jika anak mereka tidak mungkin tewas bunuh diri.

selama proses penyelidikan polisi menyebutkan adanya temuan sedikit cipratan darah di tembok, sekaligus bercak darah juga ditemukan pada pisau, baju, dan jaket Yodi.

Hingga berlanjut pada pernyataan polisi terkait hasil pemeriksaan laboratorium forensik menunjukkan bercak darah yang ditemukan adalah milik Yodi, termasuk sidik jari Yodi juga ditemukan pada pisau.

Baca Juga: Ditemukan di Tempat Sampah 30 Tahun Lalu, Bayi Ini Kini Menjadi Pengusaha Sukses

Bahkan, Polisi telah melakukan tes sidik jari orang-orang di sekeliling Yodi untuk mencoba menemukan bukti sidik jari dugaan pelaku pembunuhan.

Artinya, seluruh hasil pemeriksaan tetap memperteguh keyakinan polisi bahwa tidak ada penemuan sidik jari orang lain pada pisau yang diduga digunakan Yodi untuk bunuh diri tersebut.

Sementara itu, Yodi Prabowo ditemukan sudah tak bernyawa pinggir Tol JORR, Pesanggarahan, Jakarta Selatan pada Jumat (10/7/2020).***

Editor: Dicky Aditya


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x