The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (38)

- 23 November 2020, 11:25 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com


Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  "Nuhun, Kang!" dengan cepat roti disantapnya.

"Nyaan, Euy! Ieu mah bangong teh lapar matak nyampeurkeun kita wae teh. Kabeneran saya punya timbel, pek makan sabeulah sewang jeung hulu peda!" Kabayan meletakan setengah nasi timbel dan peda merah di atas rumput.

Tidak lama kemudian babi hutan pun menyantapnya kembali dengan lahap hingga habis.

Kabayan dan kedua temannya menyaksikan dibarengi dengan rasa heran.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (31)

"Nyaan saya mah baru sekarang lihat babi hutan doyan roti sama nasi timbel, Bray?" Ajum geleng-geleng kepala.

"Moal kitu lamun ieu bagong teh kukutan? Bukankah babi hutan mah biasanya juga doyan singkong sama beubeutian, Euy?"

"Jigana mah betul, Bray. Kukutan. Lihat di lehernya juga ada kalung berlian, rantainya terbuat dari emas. Bagong mahal boa?"  Berikut lanjutannya;

"Bisa jadi, Bray? Peliharaan orang kaya kalau begini mah, buktinya apet kepada kita terutama ka maneh, Kabayan!" ujar Kemed.

Rasa takut mereka mulai berkurang ketika melihat babi hutan tersebut ternyata jinak. Namun itulah keganjilan yang mereka temukan dari seekor babi hutan pada umumnya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (32)

Selain di lehernya tergantung kalung berlian berantai emas, juga memakan nasi timbel, ikan asin, dan roti.

"Tapi jika babi hutan ini peliharaan kira-kira pemiliknya siapa, Bray?"

"Coba saja kamu tanya bagongnya sukan bisa nyarita, Bro!"

"Ah, kamu mah suka aneh-aneh wae, Kemed. Mana bisa babi hutan diajak ngomong atuh! Sakumaha dilatihna juga biasa makan nasi timbel sama roti,"

"Jiga maneh we loba ngadahar roti can tangtu bisa jadi pinter ngomong ku bahasa inggris, Euy!?" celetuk Kabayan.

"Heueuh, kaharti kalau begitu mah, Euy! Pantas saja babi hutan ini tidak takut pada kita, bahkan jinak ari peliharaan mah."

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (33)

"Ngan anu jadi persoalan ieu bagong teh keur diboro ku warga, yang sekarang masih tersebar di hamparan sawah. Tidak akan lama lagi tentu mereka akan kembali mencari," timpal Ajum, sambil menatap ke hamparan sawah, dari kejauh terlihat warga kampung masih tersebar.

"Kalau warga datang lagi ke sini sudah bukan urusan kita. Itu mah urusan babi hutan sama orang kampung, Bray!"

"Jangan begitu juga, Euy! Meski pun dia ini babi hutan apalagi kelihatannya baik dan jinak, sebaiknya diselamatkan. Takutnya nanti warga main hakim sendiri menghajar, memukul, apalagi sampai membunuh, kasihan juga celeng ini," seraya melirik ke arah babi hutan yang berdiri disampingnya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan Baju Hikmat (34)

Babi hutan mengeluarkan suara, seakan-akan memahami apa yang dikatakan Kabayan dan teman-temannya.

"Tuh, cek urang ge kumaha eta bagong siga nu ngarti pada apa yang sedang kita bicarakan," ujar Kabayan.

"Jang sugan aya lumpat teu ka jalan bagongna? Tidak ketemu di sawah mah geus diubek oge!" teriak seorang lelaki paruh baya dari atas pematang, berjalan perlahan mendekati jalan kampung.

Bersambung....***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x