GALAMEDIA - Rasa marah merupakan salah satu bentuk emosi manusia, namun didalamnya terdapat bahaya jika terus menerus dirasakan dan dapat beresiko merugikan diri sendiri bahkan orang disekitar kita.
Dalam Al-Qur’an disebutkan, Allah menyukai orang-orang yang menahan amarah dan selalu memaafkan kesalahan, yang berbunyi :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya : “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134).
Baca Juga: Hadapi Libur Akhir Tahun, Satgas Covid-19 Kota Bandung Bentuk 12 Tim Pantau Keramaian
Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana sebaiknya kita menghadapi luapan emosi marah agar hati kita mendapatkan ketenangan dan jauh dari godaan syaitan, yaitu :
- Berdzikir
Dengan membaca Istighfar, kalimat tasbih, tahmid atau bacaan dzikir lainnya bertujuan agar diri kita tidak mudah terpengaruh oleh bisikan syaitan yang memancing kita kepada emosi buruk.
- Berwudhu
Rasulullah saw bersabda : “Kemarahan itu terbuat dari api, api hanya bisapadam dengan air maka kalau kalian marah berwudhulah’ (H.R Abu daud).
Baca Juga: Suporter Liverpool dan Chelsea Bakal Diizinkan Kembali Menonton di Stadion