The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (41)

- 2 Desember 2020, 12:36 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com



Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  "Pacar saya,"

"Kenapa tidak bilang dari tadi, Jang? Memang pacar ujang ada di sawah?"

"Bukan, saya juga bingung, ke mana harus mencari?"

"O, begitu? Kalau begitu mah bapak juga tidak bisa membantu atuh. Ujang saja yang pacarnya sudah bingung apalagi bapak. Kenal juga tidak sama pacar ujang," Tua Kampung garuk-garuk kepala.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (32)

"Iyah, beuki bingung," timpal Kabayan.

"Dari pada bingung mah mending meuting heula di warung Mamang, Jang!" ajak Mang Karman.

"Kumaha, Bray?" Kemed seakan minta persetujuan teman-temannya.

"Meuting di warung, kamu seperti punya uang saja, Euy?" tatap Kabayan. Berikut lanjutannya;

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (33)

"Tidak usah khawatir jang tidur mah gratis. Makan minum bayar!" jelas Mang Karman. "Dari pada kalian ke malaman di jalan dan tujuan pun belum jelas,"

Kabayan dan kedua temannya sejenak tidak menjawab. Hanya saling tatap dan bisik saja, seakan-akan ragu mengambil keputusan tawaran Mang Karman.

"Sok kainyah jang aremutan heula. Kalau sudah paheut tinggal nyusul saja ke warungnya Mang Karman! Bapak mah mau pamitan," Tua Kampung mendahului.

"Enya sok kainyah! Da mamang mah cuma menawarkan saja," Mang Karman pun pamitan, berjalan di belakang Tua Kampung.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan Baju Hikmat (34)

"Bray, geura putuskeun atuh!" Kemed garuk-gaeuk kepala.

Kabayan malah kembali duduk di atas pembatas jalan, begitu juga Ajum. Keduanya tidak mengeluarkan kalimat sepatah kata pun.

"Bray, kenapa pada diam?" Kemed pun ikut duduk di samping Kabayan.

"Keur mikir, Euy," jawabnya.

"Kapan mau bertindak kalau mikir terus mah, Bray?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (35)

Belum juga rapat mulut Kemed tiba-tiba babi hutan muncul kembali di hadapan mereka.

"Kang Kabayan, apa yang sedang dipikirkan?" tanya Iteung.

"Uluh, babi hutan, Kabayan!" Kemed hampir terjengkang.

"Deuleu! Kenapa babi hutan selalu mendekati kita, Bro? Aneh?" Ajum menjauh.

"Heueuh, Euy? Teuing pedah tadi diselalamatkan dari kejaran warga kitu?"

"Bisa jadi, Bro?" Ajum mengangguk, "Kawasna dugaan kita teh benar, jika babi ini memang jinak?"

"Heueuh, tapi siapa yang ngukutnya?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (36)

"Eta apanan yang jadi pikiran kita juga. Ngan anu jelas mah bukan orang sembarangan yang punyanya. Buktinya di lehernya digantungan dengan kalung berantai emas permata berlian, Euy," ujar Kabayan.

"Lain harga murah tah rantai emas sama permata teh, Bro?"

"Nyaho urang ge, Bray! Asa teu kudu diomongkeun hargana mah!"

"Pedah ku urang mah moal ka beuli, Bro?" Ajum mendelik.

"Sudahlah, sekarang malam akan semakin larut. Kita ini butuh tempat beristirahat. Kita mesti tidur di mana? Makan di mana? Nu aya hareupeun babi hutan?"


Bersambung....***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x