The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (45)

- 9 Desember 2020, 13:26 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com



Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  "Nyi Iteung, Bi," jawabnya pendek.

"Maksud, Aden? Bukankah sudah jelas, Den?"

"Ya, kalau itu saya juga tahu, Bi. Bagaimana mendapatkan dia kembali?"

"Tidak ada jalan lain kecuali menangkap babi yang sedang berkeliaran tersebut. Kemudian.."

"Betul, Bi. Tapi?" kembali terdiam. "Ah, itu mungkin dipikirkan nanti. Sekarang bagaimana kita mendapatkan babi hutan itu hidup-hidup dan warga jangan sampai membunuhnya?" ujarnya kemudian.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (35)

"Jika begitu Aden harus mengutus orang yang bisa dipercaya melakukan pendekatan pada Tua Kampung, agar babi hutan tidak dibunuh jika tertangkap?"

"Benar," lalu Sarkawi duduk. Bangkit perlahan, mendekatkan mulutnya ke telingan Bi Icih. Hanya gerak mulutnya saja yang terlihat bergerak-gerak seakan-akan membisikan sesuatu.  Berikut lanjutannya;

"Ya," Bi Icih mengangguk-anggukan kepalanya sekana-akan memahami apa yang sedang dibicarakan tuannya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (36)

Setelah selesai, Bi Icih pun meninggalkan ruangan diantar tatapan Sarkawi dengan senyum yang dipaksakan, penuh harap.
**

Sementara itu Nyi Iteung yang kini telah berubah wujud menjadi babi hutan berjalan pelan mengikuti langkah Kabayan dan kawan-kawan menuju warungnya Mang Karman.

"Tuh, warung Mang Karman sudah tampak!" tunjuk Kemed.

"Haneuteun keneh, Euy!" ujar Kabayan seraya menghentikan langkahnya. Lalu melirik ke arah babi hutan yang berada di belakanya. "Ieu bagong kumahanya?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (37)

"Lamun dibawa ke sana tentu kembali diburu warga, Bro?" timpal Ajum.

"Nyi, wayahna atuh kamu mah cari tempat untuk sembunyi biar tidak ketahuan sama warga. Biar akang bersama kawan-kawan istirahat dulu di warung Mang Karman dengan tenang!" ujar Kabayan sambil menatap babi hutan.

"Ya, Kang Kabayan. Iteung juga paham," jawabnya.

"Tuh, babi teh nyegrok sarta unggeuk, kawas nu ngarti kana omongan kamu, Bray?" ujar Kemed.

"Heueuh, Bro! Nyaan babi hutan juga kalau dilatih mah bisa jinak dan patuh sama dunungan,"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (38)

"Sudahlah, jangan ngabahas babi lagi! Sekarang kita sudah hampir sampai. Lihat di depan warung banyak orang! Obrolannya seputar itu kedengarannya," ujar Kabayan.

Kabayan hampir sampai ke warungnya Mang Karman, kedaan ramai dengan kerumunan orang. Mereka rata-rata membicara babi hutan yang tadi siang hingga sore di buru warga.

Dari luar kampung Cingur juga tampak ada yang datang, mungkin akibat hebohnya warga dengan penemuan babi hutan. Selain itu dikarenakan ada warga yang melihat jika babi hutan tadi mengenakan kalung berlian dengan rantai emas.

Seorang lelaki bertubuh tinggi besar,  dibahu kanannya menyelempangkan jaring terbuat dari rantai perak. Sebelah kirinya senapan, tangan kananannya menggenggam tombak. Berjalan dengan gagahnya memasuki warung Mang Karman.  "Wuih, itu, Euy!" Kabayan menunjuk dengan sudut matanya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (39)

"Wah, bakal rame kawasna, Bray? Kampung Cingur jadi tempat perburuan babi berkalung berlian," timpal Kemed.

Bersambung....

Editor: Brilliant Awal


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x