The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (47)

- 11 Desember 2020, 14:27 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com



GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  "Sada aya nu kasinggung?!" sorot matanya yang tajam tertuju pada lelaki paruhbaya. "Emang nu kasinggung teh? Maju kahareup tongg gegerenengan ditukang!" tantangnya.

"Henteu," lelaki paruhbaya menundukan kepala, mendadak lututnya gemetar, keringat dingin mengucur deras dari keningnya.

"Tuh, cek kuring ge naon? Euweuh kawani! Komo kabegug mah. Matak lamun rumasa mah ulah gegerenengan! Matak naon jempe we sarta aku," teriaknya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (37)

Lalu mengumbar tatapan matanya yang beringas, satu persatu ditatapnya. Semuanya segera menundukan pandang, tidak mau beradu tatap dengan Ki Jumanta.

Suasana semakin hening, yang duduk tidak beranjak, yang berdiri pun seakan berat untuk melangkahkan kaki.

Tiba-tiba dari jarak yang tidak terlalu jauh terdengar lolongan anjing. Suasana pun berubah lagi menjadi riuh, mereka berbisik-bisik dan melontarkan pertanyaan. Mungkinkah anjing menemukan  jejak babi hutan? Berikut lanjutannya;

"Kabayan, boa bagong kapanggih, Bray?" bisik Kemed.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (38)

"Heueuh, boa?"

"Duh, deudeuh teuing, Euy! Jaba eta paninggaran nu ngaran ki Jumanta mah kelihatannya bukan orang sembarangan. Kasihan juga tah kalau si babi hutan ketahuan tempat sembunyinya!" bisik Kabayan.

"Wah, beunang siah ku kuring mah!" ujar Ki Jumanta. "Warga Kampung, tenjokeun kumaha carana nyangkalak bagong. Rek hirup, rek paeh beunang ku kuring mah!" dengan cepat keluar dari warung Mang Karman.

Langkahnya yang lebar membawa tubuh tingga besarnya dengan cepat menuju ke tempat datangnya suara lolongan anjing.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (39)

Warga yang berkerumunpun sabil berbincang dan saling lirik dengan yang lainnya, bergegas mengikuti langkah Ki Jumanta. Mereka merasa penasaran, ingin membuktikan ucapannya.

"Panasaran aing mah, bener teu manehna teh sanggup nyangkalak celengan?"

"Lain celengan, celeng kituh?"

"Celengan mah paranti ngawadahan lauk. Geuning sok aya laung celeng cenah!"

"Lauk kaleng kehed nu kitu mah, lain celeng!" ujar yang lainnya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (40)

"Hayu, Euy!" lirik Kabayan pada kedua temannya.

"Hayulah!" jawab Kemed berdesakan keluar.

"Sugan we gagal, Euy! Karunya lamun enya teh nepikeun beunangna, heg dipaehan, dipeuncit, duh, deudeuh," gumam Kabayan.

"Kamu mah siga nyaah kepada babi hutan teh, Bray?"

"Najan sato ge eta we ku lindeukna, Euy!"

"Itu babi hutan kapanggih!" teriak salah seorang warga menunjuk ke persimpangan jalan.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (41)

Babi hutan sedang berhadapan dengan seokor anjing. Ketika datang Ki Jumanta babi pun berbalik dan lari.

"Kabur!" teriak seorang warga yang berlari mengikuti Ki Jumanta.

"Tenang, Jang!" geram Ki Jumanta. "Soksiah rek lari ke mana, Bagong?" teraiknya, seraya mengejar.

Ki Jumanta lalu mengokangkan senjatanya, matanya dipejamkan sebelah. Mengamati gerakan babi dari pengeker senapan.

"Wih, ini mah kayaknya rada beda celengnya, Lur!" gumamnya.

"Beda?" warga yang mendengar bergumam pula.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (42)

"Bener, Lur!" kembali senapannya disandang. "Bagong ini mah mestinya ditangkap hidup-hidup, Lur!"

"Emang bisa?" ujar warga penasaran.

"Tempokeun, Lur! Bagong lindeuk kieu ditembak mah kasihan teuing! Karunya, apal teu lagu Karunya?"


Bersambung....***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x