UGM Anugerahi Gelar Doktor Honoris Causa untuk Drs. H. Solichin Sebagai Pelestari Wayang

- 21 Desember 2020, 08:54 WIB
H. Solichin (kiri)
H. Solichin (kiri) /UGM Yogyakarta


GALAMEDIA - Drs. H. Solichin meraih anugerah Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang Filsafat Wayang, dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat, 18 Desember 2020.

Gelar kehormatan ini diberikan karena jasa-jasa Solichin dalam pengembangan Filsafat Wayang dan seni budaya pewayangan pada umumnya.

Wayang mengandung sejumlah gagasan dan berbagai pandangan moral berupa simbol-simbol yang kaya makna.

Melalui pendekatan rasional dan kritis, pikiran-pikiran dan pandangan-pandangan moral tersebut dieksplisitkan.

Baca Juga: Komnas Ham Hari Ini Bawa Ahli Otomotif ke Tempat Kejadian Bentrokan FPI-Polisi

Pandangan-pandangan dalam wayang itu lalu disistematisasikan menjadi tiga cabang utama persoalan dalam filsafat, yaitu metafisika, epistemologi, dan aksiologi.

Demikian antara lain pokok pikiran Drs. H. Solichin, yang disampaikan dalam orasi ilmiah penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang Filsafat Wayang.

“Perumusan filsafat wayang ini bersumber dari filsafat asli Indonesia, yaitu Pancasila. Merupakan wujud nyata memperkuat posisi terhormat wayang Indonesia di mata dunia."

"Hal ini sebagaimana diakui UNESCO bahwa wayang Indonesia adalah ‘A Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity’” ujar Solichin dalam orasi yang dibacakan putrinya Elok Satiti.

Baca Juga: Renungan Hadis Hari Ini, Yuk Kita Bertadabur pada Allah Agar Dilepaskan dari Kesulitan

Selain itu, perumusan tersebut secara tidak langsung memengaruhi gagasan pembentukan “ASEAN Puppetry Association” (APA) dan berdirinya “Union Internationale de la Marionette” (UNIMA) Indonesia.

Solichin meyakini, wayang merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tidak pernah kering untuk digali dan dikembangkan.

“Oleh karena itu, melalui proses pembahasan yang panjang dan mendalam, ilmu pengetahuan yang terkandung dalam wayang telah saya tata ke dalam suatu susunan korelatif dalam bentuk ‘Pohon Ilmu Pewayangan dan ‘Ilmu Yang Terkandung Dalam Wayang,” ujar Ketua Dewan Kehormatan SENA WANGI Tahun 2017 – 2022 ini.

Tatanan ini kemudian secara akademis melahirkan Ilmu Filsafat Wayang. Kehadiran Filsafat Wayang tersebut telah memperkaya khazanah ilmu kefilsafatan.

Baca Juga: Menhub : Pelabuhan Patimban Menekan Biaya Logsistik Nasional dan Memperlancar Arus Barang

Sejak tahun 2011, Ilmu Filsafat Wayang menjadi bidang studi yang diajarkan di Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta.

“Sepatutnya kita memiliki rasa bangga karena kelahiran Ilmu Filsafat Wayang tersebut bersumber dari budaya Indonesia, yang tentunya akan memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan,” papar Solichin.

Solichin dipandang sebagai sosok budayawan yang gigih dalam organisasi pewayangan, baik di PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia) maupun di SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia).

Di masa kepengurusannya di SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), wayang mendapat pengakuan dari organisasi kebudayaan dunia Unesco.

Baca Juga: Berpotensi Timbulkan Kerumuman, 240 Permohonan Kegiatan Ditolak

Yakni pada 7 November 2003, sebagai karya Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity, warisan kebudayaan dunia, karya warisan lisan dan tak benda terkait kemanusiaan, di serahkan di Paris, Prancis.

Penganugerahan gelar DHC Doktor Honoris Causa kepada Solichin oleh Fakultas Filsafat ini didukung Fakultas Ilmu Budaya dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, dengan Promotor Prof. Lasiyo, MA, MM (Fakultas Filsafat UGM).

Selaku Co. Promotor, Prof. Dr Timbul Haryono, M. Sc (Fakultas Ilmu Budaya UGM), Prof. Drs Kuncono, MBSc. Ph. D (Fakultas Psikologi UGM), Prof. R.M. Gunawan Soemodiningrat, M. Ec, Ph.D (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM), Prof. Dr. M. Mukhtasar Syamsuddin M. Hum, Ph.D of Arts (Fakultas Filsafat UGM).

Baca Juga: Gara-gara Kunjungi Markas FPI, Kemlu RI Sebut Staf Diplomatik Jerman Dipulangkan ke Negaranya

“Beliau berhasil menjadikan wayang Indonesia diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO, dan meyakinkan bahwa kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang adiluhung dan unggul sehingga layak menerima pengakuan internasional,” ujar Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng.

Acara penganugerahan gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa) ini sebagian dilakukan secara daring yang terkoneksi di dua tempat, di Kampus Universitas Gajahmada Yogyakarta dan di Sekretariat SENA WANGI Jakarta.

UGM Yogyakarta sebelumnya pernah memberi penghargaan serupa kepada sejumlah tokoh atas kiprahnya di bidang kebudayaan. Di antaranya Sri Sultan Hamengku Buwono X, Goenawan Mohamad, dan W. S. Rendra.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x