Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj: KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur Adalah Manusia Sempurna

- 21 Desember 2020, 09:36 WIB
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj /- Foto : tangkapan layar Instagram @saidaqilsiroj53



GALAMEDIA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan bahwa KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah manusia sempurna.

Namun demikian, Gus Dur pasti memiliki berbagai khilaf dan salah.

“Contohlah Gus Dur, itulah orang yang sempurna sebagai muslim. Manusia mukmin yang sempurna menurut saya. Terlepas dari itu pasti ada kekurangan, kekhilafan, dan kesalahan. Itu saya yakin Allah mengampuni segala dosa beliau,” ungkapnya dalam Annual Gus Dur in Memorial Lecture yang digelar PCINU Australia-New Zealand, Sabtu 19 Desember 2020.

Mendiang FGus Dur alias KH Abdurrahman Wahid.
Mendiang FGus Dur alias KH Abdurrahman Wahid. muslimobsession.com


Dikutip Galamedia dari nu.or.id, Senin 21 Desember 2020, Kiai Said kemudian menyebutkan banyak atribusi yang melekat kepada Gus Dur.

Menurutnya, Presiden keempat Republik Indonesia itu adalah seorang murabbi, pemimpin, dan guru yang ideal. Siapa pun yang melihat Gus Dur, akan merasa kecil di hadapannya.

Baca Juga: Netizen Heboh, Mahfud MD: Setiap Kasus Bisa Dicari Pasal Benar atau Salahnya Menurut Hukum

Selain itu, Kiai Said menegaskan bahwa Gus Dur adalah seorang ulama ahli fiqih, ahli ushul fiqih, ahli hukum Islam. Siapa saja yang berhadapan dengan Gus Dur pasti akan merasa kurang ilmu. Sebab, Gus Dur menguasai berbagai kitab kuning.

“Gus Dur itu menguasai kitab-kitab kuning. Seperti Fathul Wahab dan Fathul Muin, Gus Dur menguasai itu. Jangan dikira Gus Dur tidak tahu kitab kuning,” jelas kiai asal Cirebon ini.

Sejarawan

Selanjutnya, disebutkan bahwa Gus Dur adalah seorang sejarawan. Kiai Said mengagumi pengetahuan Gus Dur tentang sejarah Indonesia dan dunia yang belum pernah tertulis di buku-buku sejarah.

“Unik sekali Gus Dur itu. Apalagi kalau sudah bicara sejarah Nusantara, para wali, para leluhur kita. (Sejarah itu) belum ada di buku yang tertulis, saya sudah mendengar banyak dari Gus Dur,” ungkap Pengasuh Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan ini.

Gus Dur juga disebut sebagai seorang pemikir sekaligus budayawan yang sempurna. Orang-orang yang berhadapan dengannya pasti akan merasakan silau dan segan.

Baca Juga: Komnas Ham Hari Ini Bawa Ahli Otomotif ke Tempat Kejadian Bentrokan FPI-Polisi

Bahkan, bakal merasa gemetar. Kiai Said menegaskan bahwa Gus Dur juga seorang seniman.

“Beliau seorang pemikir yang unggul dan ulung. Hafal metode berpikir para filsuf kuno. Seperti Yunani Kuno, abad pertengahan Islam, Ibnu Sina, al-Farabi, Ibn Rusyd, al-Ghazali, dan sampai filsuf modern sekalipun,” jelas Kiai Said.

Tak hanya itu, atribusi yang melekat pada Gus Dur adalah seorang komentator olahraga, terutama sepak bola. Siapa saja orang yang berhadapan dengannya, pasti akan kalah pengetahuan mengenai pesepakbolaan.


“Gus Dur bisa hafal nama-nama pemain sepak bola dari Italia, Brazil, Argentina, Spanyol, Prancis, Inggris. Apalagi pemain dalam negeri, hafal (semua) namanya. Itu yang saya kagumi,” tutur kiai yang baru saja selesai masa karantina Covid-19 ini.

Sang zahid

Terakhir, ia mengatakan bahwa Gus Dur adalah zahid, seorang yang tidak mementingkan berbagai urusan atau perkara keduniaan. Setiap orang yang berhadapan dengannya pasti akan merasa belum mencapai maqam atau derajat yang telah ditempuh Gus Dur.

Oleh karena seorang zahid, maka Gus Dur juga seorang yang telah mencapai derajat tawakkal alallah. Gus Dur telah mampu memasrahkan hidupnya secara total kepada Allah.

Baca Juga: Gara-gara Kunjungi Markas FPI, Kemlu RI Sebut Staf Diplomatik Jerman Dipulangkan ke Negaranya

Melihat bagaimana Gus Dur bertawakal, Kiai Said pun merasa belum mampu mengimbanginya.

“Beliau itu adalah orang yang sangat pasrah kepada Allah. Ketika sakit, beliau terbaring di kamar rumahnya tidak pernah mengeluh sama sekali. Beliau tetap bercanda, tetap segar, dan seakan-akan tidak dalam keadaan sakit,” ungkap Kiai Said.

Ditegaskan kembali oleh Kiai Said bahwa Gus Dur adalah seorang yang zahid karena tidak pernah menyimpang uang.

Bahkan, tidak pernah memiliki kartu kredit atau buku tabungan dari bank-bank yang ada di Indonesia.

Gus Dur tidak pernah menyimpan uang dalam jumlah yang banyak. Kiai Said berkisah, saat Gus Dur masih menjadi Ketua Umum PBNU dulu, ia pernah diajak berkeliling di Jawa Timur ke daerah Surabaya, Gresik, Malang, dan Sidoarjo.

Baca Juga: Bahas Kaos Habib Rizieq, Rocky Gerung: Bangsa Betul-betul Tenggelam dalam Kekonyolan!

Ketika pulang, Gus Dur mendapatkan bisyarah atau amplop berisi uang yang tidak seberapa. Namun, duit tersebut sudah habis terlebih dulu di kantor. Walhasil, uang yang dibawa pulang, kata Kiai Said, hanya seperempatnya saja.

“Di kantor sudah habis itu bisyarah amplop-amplop yang dari beberapa tempat itu. Sebagian besar habis di kantor, yang dibawa pulang paling hanya seperempatnya saja. Saya bersaksi itu,” pungkas Kiai Said.***

Editor: Dicky Aditya

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x