The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (50)

- 21 Desember 2020, 15:59 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com



GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  "Mengenai alasannya? Saya kira warga sudah pada tahu, Kabayan!" Ki Dirga tidak mau panjang lebar bicara dengan Kabayan. "Pak Apung, juga warga Kampung, saya permisi!" setelah berpamitan bergegas meninggalan lokasi.

Tua kampung dan warga hanya mengantar dengan tatapan mata atas kepergian Ki Dirga.

"Ah, saya juga pernah dengar, Ki?" tatap Kabayan, setengah bergumam.

"Jadi sudah tertangkap babinya?" Tua Kampung menatap warga.

"Betul!" jawab warga serempak.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (40)

"Sukur kalau begitu! Kampung kita sudah aman." Tua Kampung pun berpamitan pulang.

"Tunggu, Pak!" Mang Karman mendekat. "Apakah kita harus mendatangi Ki Jumanta meminta babi hutan untuk disetorkan ke Juragan Sarkawi?" tanyanya.

"Tugas kita hanya menjaga keamanan Kampung. Kita meringkus babi hutan tidak ada hubungannya dengan Juragan Sarkawi. Kita bukan pegawainya beliau, kita bekerja untuk masyarakat," jelas Tua Kampung.  Berikut lanjutannya;

"Betul!" jawab warga serempak.

"Alus tah pamadegan Tua Kampung teh, Euy! Setuju pisan urang mah." teriak Kabayan.

Setelah itu Tua Kampung meninggalkan lokasi, warga pun membubarkan diri. Kabayan dan kedua temannya kembali memasuki warung Mang Karman. Begitu juga bebarapa orang yang datang dari luar kampung.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (41)

"Lain, Euy! Jang naon coba jalma beunghar siga Juragan Sarkawi minta celeng ditangkap hidup-hidup?" Kabayan merebahkan tubuhnya di atas kursi yang berada di sudut. Matanya menatap ke arah Kemed dan Ajum.

"Hayang males kanyeri we meureun ka babi hutan nu kungsi nandasa indung bapana, Bray," jawab Kemed asal bunyi.

"Ah, kamu teh bagaimana kumaha, Bro? Bukannya Pa Apung bilang warga tidak pernah menemukan babi hutan ketika peristiwa itu terjadi," sanggah Ajum.

"Mana mungkin dia mengenali babi hutan yang kini ditangkap Ki Jumanta, hewan yang sama, diduga membunuh kedua orang tuanya?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (42)

"Bener juga kamu teh boga pamanggih, Euy," timpal Kabayan. "Bari ngopi gera ngobrolna, Euy! Ambeh mantap," seraya melirik ke arah Kemed.

"Kopi naon kamu? Biasa! Bayarnya ti kamu!" Kemed mendekati Mang Karman. Memesan tiga cangkir kopi.

"Soklah, bebas, Euy!"

"Jang, betulkah tadi yang ujang perbincangkan teh demikian?" seorang aki-laki paruhbaya mendekat.

"Betul, Pak," jawab Ajum.

"Itu mah sebetulnya rahasiah umum, Pak!" jawab Kabayan.

"Rahasiah umum? Malah baru dengar," lelaki paruhbaya kerutkan kening.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (43)

"Baru, ya? Memang Bapa bukan orang Kampung Cingur begitu?" tatap Kabayan penasaran.

"Bukan," jawabnya.

"Hehe, ada-ada saja atuh bapak mah," Kemed tertawa.

"Ih, jangan gitu, Euy!" sela Kabayan. "Wajar jika bapak bertanya demikian. Saya juga bukan orang sini, baru dengar tadi siang ketika warga mengepung babi hutan di sawah."    

"Bapak juga hampir bersamaan dengan Ki Jumanta datang ke kampung ini. Hanya niatnya saja yang berbeda, Jang." terangnya.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (44)

"Maksudnya?"

Bersambung....***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x