Kiai Ahmad Dahlan Tergelitik, 'Kerusakan Rakyat Karena Rajanya, Kerusakan Raja Karena Ulama Suu'

- 29 Desember 2020, 08:05 WIB
Kiai Ahmad Dahlan
Kiai Ahmad Dahlan /


GALAMEDIA - Kiai Ahmad Dahlan memandang gelar Ulama adalah peran dengan tanggungjawab besar yang harus ditunaikan. Ulama menurutnya harus melayani umat, bukan dilayani oleh umat.

Dalam pengajian daring Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustadz Muhammad Damami Zein menyitir tulisan murid Kiai Ahmad Dahlan, Haji Sudja yang menyatakan bahwa Kiai Ahmad Dahlan mengkritik fenomena ulama yang minta dilayani, yang mungkin sekarang juga masih kita temukan.

“Suatu ketika beliau merasa tergelitik atau tersinggung oleh kata-kata Imam Ghazali yang berkata, kerusakan rakyat adalah karena kerusakan rajanya. Dan kerusakan rajanya karena kerusakan ulama yang suu’ (jahat),” terangnya dikutip Galamedianews dari muhammadiyah.co.id, Selasa 29 Desember 2020.

Baca Juga: Menpan RB Tjahjo Kumolo Beri Kejutan! Mulai 2021 Tunjangan PNS Naik, Paling Rendah Rp9 Juta

“Kenapa dikatakan ulama suu’ itu? karena ulama yang salih itu menunjukkan kesalihannya dengan enggan bekerja untuk dunianya, tapi menunjukkan kesufiannya pada murid-muridnya sehingga jatuh menjadi orang yang suka diberi hadiah, zakat oleh murid-muridnya. Kiai itu yang harusnya memberi malah diberi. Ini akar kerusakan menurut Kiai Dahlan,” lanjutnya.

Menurut Damami, Kiai Dahlan memandang bahwa ulama suu’ seperti itu tidak hanya merusak makna tasawuf, tapi juga tidak memahami peran yang harusnya diberikan pada umat.

“Kiai Sudja menulis beliau (Kiai Dahlan) seorang alim yang merasa dan mengakui bahwa dirinya telah menduduki sebuah kursi ulama yang harus penuh tanggung jawab atas rakyat umatnya di sisi Allah tentang baik buruknya dan sesat atau benar agama-(masyarakat)-nya,” jelas Muhammad Damami.

Baca Juga: Tokoh NU Sebut Mahfud MD Lebay, 'Kalau Enggak Kuat Ya Mundur'

Karena menyadari peran keulamaan itu, lanjut Damami, Kiai Dahlan merasa gelisah untuk segera mengetahui latar belakang mengapa umat Islam terbelakang agar memudahkan beliau menemukan solusinya.

Pada akhirnya, Kiai Dahlan menemukan jawaban bahwa kebodohan dan kemiskinan adalah masalah umat yang harus dijawab dengan aksi nyata melalui sekolah-sekolah dan pemberdayaan masyarakat.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x