The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (56)

- 13 Januari 2021, 08:10 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /galamedianews.com



GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya,  Sementara Kabayan dan kedua temannya telah jauh meninggalkan Kampung Cingur. Kini mereka telah berada di gapura Kampung Kerot.

Pagi itu banyak orang berdatangan bahkan dari luar Kampung. Ada yang sendiri-sendiri, berkelompok, bahkan bergerombol.

"Ieu kampung siga rame, Bray?"

"Namanya juga kampung pasti rame, Bro?"

"Lain kitu!"

"Bener kitu!"

"Lain?"

"Sudahlah! jangan ribut sebaiknya tanya saja warga yang datang, Euy! Dari pada tibatan kalian berantem gara-gara parebut duit, eh, omong!" tegur Kabayan.

"Heueuh, bener, Bray!" Kemed mendekati seorang pemuda sebaya dengannya.

"Aya naon maneh? Merong wae ka urang siga rek ngajak gelut!" geram si Pemuda.  Berikut lanjutannya;

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (46)

"Bukan begitu, Bray!"

"Ubray, Obray! Nama saya mah bukan Bray! Saenaknya saja maneh ngarobah ngaran batur. Bisi teu nyaho ngaran kuring teh Kanta Sunkanta Kartasumanta. Ieu ngaran teh meunang ngabubur beureum bubur bodas. Maneh jalma andar-andar tepung ge karek ayeuna gagabah nyebut Bray!?" melotot.

"Maaf, saya tidak sengaja," ujar Kemed.

"Gampang mere hampura! Syaratnya kamu harus deku depan saya!" Kanta berkacak pinggang dengan sombong.

"Ah, naha! Memangnya kamu teh siapa! Ngajago siah!" Kemed terpancing, mulai membentak.

"Heuh, nyentak siah ka aing! Aing mah teu bisa digos kitu wae!" Kanta mengayunkan tangannya mau menapar pipi kiri Kemed.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (47)

"Hait!" Kemed menyabut dengan pukulan ke arah pergelangan tangan Kanta.

"Aduh!" Kanta berteriak kesakitan. Keseimabangan tubuhnya terganggu, oleng ke kanan.

"Jangan sembarang kamu! Memangnya saya tihang listrik ditampar diam saja!" Kemed pasang kuda-kuda, seakan-akan telah siap menerima serangan berikutnya dari Kanta.

"Sok maju lagi! Hayang naon silang ku kuring hamo burung diayonan," teriaknya.

"Nangtang siah kamu! Teu apal maneh ka aing! Yeuh saya teh keponakan Ki Dirga pengawal pribadinnya Juragan Sarkawi!" teriaknya.

"Ki Dirga?"

"Reuwasnya?"

"Henteu!" Kemed mundur mendekati Kabayan dan Ajum.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (48)

"Haha, dasar pengecut! Takut ya kamu minta bantuan segala?"

"Tidak!" Kemed ragu-ragu. "Kumaha, Bro? Perlu diwarah teu ieu jalma teh. Ari rek disikat ini ponakannya Ki Dirga?

Bisa runyam nanti urusan kamu Kabayan seandainya si Kanta bicara macam-macam pada pamannya?"

"Wani teu sia teh! Tadi nangtang!" Kanta mendekat. "Lamun taluk sok dekuk hareupeun aing sarta ngenta dihampura!" desaknya.

"Maksa siah!" Kemed membalikan tubuh dibarengi dengan pukulan tangannya menghantam hidung lawan.

"Aduuuuh!" Kanta berteriak berbarengan denga tubuhnya yang terjengkang kebelakang. Hidungnya mengeluarkan darah segar.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (49)

"Awas siah!" lalu menggunakan langkah seribu, meninggalkan Kemed.

"Manjang, Bray! Urusan," gumam Ajum.

"Lah, sudah tidak perlu dipikirkan, Euy. Saya juga memaklumi tindakan kamu Kemed!" potong Kabayan, seakan-akan membela.

"Sekarang mah tanya tuh pedagang yang datang. Ada apa sebenarnya di Kampung Kerot, hingga banyak orang berdatangan? Termasuk para pedagang," tambah kabayan.

Bersambung.....***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x