Benarkah Orang yang Sudah Meninggal Menunggu Diziarahi? Ini Penjelasannya

- 20 Januari 2021, 10:52 WIB
Ilustrasi ziarah kubur.*
Ilustrasi ziarah kubur.* / ARMIN ABDUL JABBAR /PR

sementara terkait keberadaan arwah sejak kematian sampai hari Kiamat, para ulama Ahli Sunnah berbeda pendapat.

Pendapat yang mengatakan bahwa pada hari Jumat mereka berada di kuburnya dan menanti kiriman doa keluarganya, mungkin didasarkan pada pendapat al-Yafi‘i sebagaimana dikutip oleh Syekh Jalaluddin As-Suyuthi.

Ia menyatakan: فِي مَوضِع آخر مَذْهَب أهل السّنة أَن أَرْوَاح الْمَوْتَى ترد فِي بعض الْأَوْقَات من عليين أَو من سِجِّين إِلَى أَجْسَادهم فِي قُبُورهم عِنْد إِرَادَة الله تَعَالَى وخصوصا لَيْلَة الْجُمُعَة ويجلسون وَيَتَحَدَّثُونَ وينعم أهل النَّعيم ويعذب أهل الْعَذَاب وتختص الْأَرْوَاح دون الأجساد بالنعيم أَو الْعَذَاب مَا دَامَت فِي عليين أَو سِجِّين وَفِي الْقَبْر يشْتَرك الرّوح والجسد

Artinya, Dalam pendapat ulama Ahli Sunnah yang lain disebutkan bahwa pada waktu-waktu tertentu roh orang-orang yang meninggal dikembalikan dari ‘iliyyin atau sijjin ke jasad mereka yang ada dalam kubur ketika Allah berkehendak, dan khususnya pada malam Jumat. Sehingga mereka bisa duduk dan berbincang.

Baca Juga: Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo Jalani Uji Kelayakan di Hadapan Komisi III DPR

Ahli nikmat mendapat nikmat, sedangkan ahli azab akan mendapat siksa. Selama berada di ‘iliyyin atau sijjin, roh tanpa jasad mendapat nikmat atau azab. Sedangkan ketika berada dalam kubur, roh bersama-sama jasad (menerimanya). (Lihat Jalaluddin As-Suyuthi, Syarhus Shudur bi Syarhi Halil Mauta wal Kubur, [Beirut, Darul Ma‘rifah: 1996 M], halaman 220).

Pendapat Malik bahkan mengatakan, roh itu dilepaskan ke mana saja ia ingin pergi. Ini sejalan dengan riwayat yang menyatakan bahwa terkadang roh itu berada di halaman kuburan.

Kemudian menurut riwayat Mujahid, tujuh hari penuh roh itu berada dalam kubur.

Baca Juga: Mirip Suasana Perang, 25 Ribu Personel Garda Nasional Amankan Pelantikan Presiden AS

Terutama pada hari penguburan. Ia dikembalikan ke jasad bukan pada saat ditanya Munkar Nakir saja, sebagaimana hadits sahih riwayat Ibnu ‘Abdil Barr. Dalam riwayat itu, Nabi Muhammad SAW bersabda:

Halaman:

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x