Dua Bencana Besar Bakal Jadi Masalah Besar di Masa Depan, Bill Gates Sebut Angka Kematian Sangat Besar

- 8 Februari 2021, 17:05 WIB
Bill Gates
Bill Gates /


GALAMEDIA - Pendiri Microsoft Bill Gates mengungkap dua bencana besar yang bakal menjadi masalah utama masyarakat global di masa depan.

Hal tersebut diungkapkannya dalam sebuah wawancara dengan Derek Muller dari channel Veritasium.

"Salah satunya adalah perubahan iklim. Setiap tahun itu akan menjadi jumlah kematian yang lebih besar daripada yang kita alami dalam pandemi ini," kata Gates ketika ditanya oleh Muller soal masalah besar macam apa yang bakal dihadapi manusia di masa depan.

Itu bukan kali pertama Gates mengatakan kalau perubahan iklim bakal menghasilkan dampak yang lebih buruk daripada pandemi.

Pada Agustus 2020, misalnya, ia sempat mengungkap hal serupa dalam blog pribadinya, Gates Notes.

Bagi para ahli, perubahan iklim punya dampak destruktif yang sama seriusnya seperti pandemi.

Baca Juga: Tingkat Kepuasan Terhadap Presiden Jokowi Merosot, Burhanuddin Muhtadi: Ini Titik Terendah

Menurut Utusan Khusus PBB untuk Aksi Iklim dan Keuangan Mark Carney, misalnya, kerusakan lingkungan dan ekosistem berpotensi menyebabkan lebih banyak kematian ketimbang pandemi corona.

"Salah satu masalah terbesar adalah Anda tidak dapat mengisolasi diri dari iklim. Itu bukan pilihan. Kita tidak bisa mundur dan menunggu perubahan iklim, itu hanya akan menjadi lebih buruk," katanya.

"Jika Anda melihat perubahan iklim dari perspektif kematian manusia, itu akan setara dengan krisis virus corona setiap tahun mulai pertengahan abad ini, dan setiap tahun, bukan hanya peristiwa satu kali. Jadi ini adalah masalah yang perlu untuk ditangani sekarang."

Selain itu, menurut sekolah kesehatan di Universitas Harvard, perubahan iklim juga bisa meningkatkan risiko pandemi.

Baca Juga: Miris, Tak Tahan Sengsara di Tengah Pandemi Ramai-ramai Buka Akun OnlyFans demi Belasan Juta per Bulan

Deforestasi, yang sebagian besar terjadi untuk tujuan pertanian, adalah penyebab terbesar hilangnya habitat di seluruh dunia.

Hilangnya habitat pada gilirannya akan memaksa hewan untuk bermigrasi dan berpotensi menghubungi hewan atau manusia lain dan berbagi penyakit. Peternakan besar juga bisa menjadi sumber penyebaran infeksi dari hewan ke manusia.

“Kami tidak memiliki bukti langsung bahwa perubahan iklim memengaruhi penyebaran COVID-19, tetapi kami tahu bahwa perubahan iklim mengubah cara kita berhubungan dengan spesies lain di Bumi dan itu penting bagi kesehatan kita dan risiko infeksi,” jelas Director of Harvard Chan C-CHANGE, Aaron Bernstein, dalam blog universitas.

“Saat planet memanas, hewan-hewan besar dan kecil, di darat dan di laut, menuju ke kutub untuk keluar dari panas. Itu berarti hewan melakukan kontak dengan hewan lain yang biasanya tidak mereka lakukan, dan itu menciptakan peluang bagi patogen untuk masuk ke inang baru.”

Baca Juga: Prabowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno Jadi Calon Potensial di Pilpres 2024

Selain potensi munculnya penyakit baru secara alamiah akibat kerusakan lingkungan, Gates juga mengungkap satu masalah lain yang berhubungan dengan pandemi: bio-terorisme.

"Lalu, berhubungan dengan pandemi, sesuatu yang tidak suka dibicarakan oleh orang-orang, bio-terorisme. Seseorang yang ingin menyebabkan kerusakan dapat merekayasa virus dan itu berarti biayanya, kemungkinan terkena hal ini lebih besar daripada epidemi yang disebabkan secara alami seperti yang terjadi saat ini," kata Bill Gates.

Sama seperti perubahan iklim, bio-terorisme sudah sering dibicarakan Gates dalam sejumlah kesempatan.

Para ahli juga telah memperingatkan bahwa bioterorisme bisa menjadi senjata yang efisien dan mematikan di tangan teroris, yang berpotensi menggunakan sejumlah kecil bakteri atau virus untuk membunuh banyak orang di wilayah yang luas.

Meski demikian, perlu dicatat bahwa potensi ancaman bio-terorisme sejauh ini belum ada yang memberikan dampak serius.

Baca Juga: Jutaan Buruh Desak Kejaksaan Agung Ungkap Dugaan Korupsi BPJS Ketenagakerjaan

Menurut Sucharit Bhakdi, kepala Institut Mikrobiologi Medis di Universitas Mainz, senjata biologis punya kriteria tertentu untuk menjadi ancaman manusia.

"Senjata biologis harus memiliki banyak daya tembus, baik secara psikologis maupun ekonomi dan militer," katanya kepada Deutsche-Welle pada 2005 lalu.

"Dan ternyata tidak."

Bhakdi menambahkan, sering kali ancaman bio-terorisme dilebih-lebihkan. Contohnya adalah kasus serangan yang terjadi di AS pada September 2001 lalu, di mana surat-surat yang dibubuhi antraks dikirim melalui pos oleh teroris.

Kala itu, lima orang yang menerima pos meninggal karena antraks pernapasan, sementara 12 atau 13 yang terinfeksi berhasil selamat.

Baca Juga: Mendagri Keluarkan Instruksi PPKM Berbasis Mikro, Anies Baswedan: Sejak Tahun Lalu Sudah Diterapkan di RT RW

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x