Napak Tilas Cai Kahirupan, upaya Masyarakat Sunda Menjaga Sumber Mata Air dari Buruan Pengusaha dan Penguasa

- 2 April 2021, 13:49 WIB
Ritus Napak Tilas Cai Kahirupan
Ritus Napak Tilas Cai Kahirupan /Kiki Kurnia

Mas Nanu Munajar atau akrab dipanggil Bah Nanu, upacara ritus Napak Tilas Cai Kahuripan digelar di tujuh air, yang diawali dari Ciendog Kota Bandung, dilanjutkan ke Situ Cisanti KM. 0 Citarum Kecamatan Kertasari, kemudian dilanjutkan ke mata air di Situ Cileunca Pangalengan (Kab. Bandung).

"Lalu dilanjutkan ke Sungai Cipicung, mata air Cikangkung, mata air Datar Kadu, Balong Sirah, sungai Citalaga, sungai Rahong, dan berakhir di pantai Rancabuaya (Kab. Garut)," tambah Bah
Nanu, usai ritus pengambilan air.

Ritus Napak Tilas Cai Kahirupan
Ritus Napak Tilas Cai Kahirupan Kiki Kurnia

Ritus tersebut untuk memperingati Hari Air Sedunia (World Water Day) yang jatuh setiap tanggal 22 Maret. Ini sebagai tanda, bahwa masyarakat Sunda (Jawa Barat) sudah sejak nene moyang menjadikan air sebagai sumber kehidupan.

"Karena sudah menjadi sumber kehidupan, sudah layaknya kita lebih peduli sama air. Jangan sampai disemena-menakan, apalagi dikotori dengan sampah," katanya.

Baca Juga: Tragedi Kecelakaan Kereta Paling Mematikan dalam Beberapa Dekade di Taiwan, Korbannya hingga Ratusan

Bah Nanu pun mengingatkan semuanya, jika nenek moyang kita terdahulu sangat menghormati keberadaan sumber mata air. Pada setiap kesempatan selalu dilakukan ritus untuk kelestarian mata air agar tetap terjaga dengan biak.

"Nenek moyang kita sangat menghargai keberadaan air sebagai pemberian dari Allah. Oleh karena itu, nenek moyang kita selalu menjaga hutan di sekitar matar air dengan kearifan lokalnya. Bahkan sering dilakukan ritus sedekah bumi untuk menjaga keberadaan mata air dengan menggelar berbagai kesenian tradisional," katanya.

"Intinya, digelar kesenian tradisional ini untuk mengundang dan mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan menjaga keberadaan sumber mata air," tambahnya.

Saat ini keberadaan sumber mata air banyak diincar oleh para pengusaha, konglomerat dan penguasa. Jika jatuh ke tangan mereka, lanjut Bah Nanu, masyarakat tidak bisa lagi menikmati keberkahan alam pemberian Allah dan terpaksa harus gigit jari.

Halaman:

Editor: Kiki Kurnia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x