Salah Kaprah Lafal Niat Puasa Shauma Ghadin, Dosen UNU Surakarta: Tidak Sesuai dengan Cara Berpikir Logis

- 13 April 2021, 14:31 WIB
ILUSTRASI Puasa.* //Jabar Saber Hoaks
ILUSTRASI Puasa.* //Jabar Saber Hoaks /

Ishom menyebut, dalam lafal tersebut terdapat kata "shauma ghadin" yang berarti puasa esok hari.

Menurutnya, kata tersebut seharusnya secara logis diucapkan pada saat 1 hari sebelum menunaikan ibadah puasa yakni pada umumnya di waktu malam hari seusai ibadah salat tarawih.

"Jadi, kalau niat seperti itu seharusnya diucapkan seusai salat tarawih," ungkap Ishom.

Menurutnya, hal tersebut tentunya benar karena telah menjadi kebiasaan masyarakat muslim di Indonesia menggunakan kalender Masehi yang dimana pergantian hari dimulai pada pukul 00.00.

Di sisi lain, kalender Hijriah sendiri ditentukan berdasarkan pada gerakan bulan yang dimana pergantian hari dimulai pada saat matahari tenggelam.

Baca Juga: Presiden Jokowi : Industri 4.0 Akan Bawa Indonesia Ke 10 Besar Ekonomi Global

"Apabila kata itu diucapkan menjelang adzan Subuh, maka secara logika, ia berniat puasa untuk esok hari," tutur Ishom.

"Secara logika dan bahasa, tidak sesuai dengan cara berpikir logis dan penggunaan diksi yang pas," ungkapnya.

Berdasarkan ilmu fiqih, Ishom menganggap bahwa hal ini mungkin tidak menjadi persoalan, dalam arti tetap sah, selama lafal shauma ghadin bermaksud untuk menunaikan ibadah puasa.

Oleh karena itu, Ishom mengimbau kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk menggantikan kata 'shauma ghadin' yang berarti puasa esok hari menjadi 'shaumal yaum' yang berarti puasa hari ini. ***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x