Network
GALAMEDIA – Memasuki bulan Ramadhan hingga jelang Lebaran suara petasan biasanya terdengar di hampir setiap sudut. Meski belakangan dilarang tapi petasan menjadi bagian dari “tradisi”.
Anak-anak biasa bermain petasaan dan kembang api setelah tarawih atau sahur.
Dirangkum Galamedianews dari berbagai sumber, ternyata petasan bermula dari Tiongkok pada abad ke-9.
Baca Juga: Ahok Disiapkan China Jadi Presiden 2024? Refly Harun : Tidak Bisa Karena Sudah Pernah Dihukum!
Awalnya, seorang juru masak saat itu tak sengaja mencampurkan bubuk hitam sulfur dan arang kayu yang ternyata mudah terbakar.
Saat itu bahan tadi menghasilkan suara ledakan keras jika dimasukkan ke dalam bambu bersumbu yang kemudian dibakar.
Berikutnya di masa Dinasti Song didirikanlah pabrik petasan yang selanjutnya menyebar dan dikenal di seluruh penjuru dunia.
Baca Juga: Hari Ini Jawa dan Sumetara Berpotensi Dilanda Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
Perkembangan yang begitu pesat membuat petasan digunakan untuk menandai berbagai kemenangan perang, upacara pernikahan dan upacara lainnya yang dianggap penting.
Di Tanah Air, petasan termasuk tradisi pernikahan Betawi untuk memeriahkan suasana, termasuk saat Ramadhan tiba.
Demikian sekilas asal muasal petasan, namun tahukah kamu petasan ada beragam jenis? Berikut di antaranya:
Baca Juga: Zaskia Adya Mecca Keluhkan Cara Bangunkan Sahur Gunakan Toa Masjid yang Dinilai Tak Etis, Cederai Toleransi
1. Petasan rawit
Petasan ini populer di kalangan generasi ‘90-an. Bentuknya menyerupai cabai rawit dan berbahan dasar kertas yang tidak menghasilkan suara begitu keras.
2. Petasan bambu
Jenis petasan yang satu ini dikenal di berbagai daerah di Indonesia. Berbahan bambu dengan lubang kecil di ujungnya yang kemudian bahan bakarnya dimasukkan ke dalam air. Kualitas dari bambu yang dipakai akan menghasilkan berbagai macam bunyi.
Baca Juga: Disebut Kementerian Era Jokowi Buat Dosen Jadi Bodoh, Refly Harun: Jangan Jadikan Kampus Tempat Cari Dukungan
3. Petasan banting
Petasan jenis ini akan menghasilkan suara jika dilempar atau dibanting di aspal. Petasan banting terbuat dari logam dengan suara yang cukup membuat orang kaget.***
