GALAMEDIA - Deadline menumpuk dan kurang istirahat? Atau karena pandemi dilarang mudik Lebaran? Duh, jadi stres dan ingin marah-marah saja!
Eittss, nanti dulu. Apakah benar itu stres? Sebab selain stres, masih ada depresi dan frustrasi.
Sebenarnya apa sih perbedaan ketiganya dan bagaimana cara mengatasinya?
Baca Juga: Buntut Polemik Paduan Suara di Masjid Istiqlal, Wagub DKI Jakarta Ariza Patria Akhirnya Angkat Bicara
Yuk, simak ulasannya yang dirangkum Galamedia dari berbagai sumber berikut ini!
Sekilas ketiganya sama saja, bahkan ada yang bilang bersinonim. Tapi nyatanya frustasi, stres dan depresi adalah tiga hal yang berbeda.
1. Frustrasi
Frustrasi merupakan gangguan kejiwaan yang paling rendah. Frustrasi disebabkan oleh faktor kecewa karena kegagalan dalam mencapai sesuatu.
Perasaan frustrasi yang tidak terselesaikan dapat meningkat menjadi stres. Karena itu, orang yang frustrasi butuh dukungan dari orang-orang terdekat untuk menerima kegagalan dan bangkit dari keterpurukan.
Baca Juga: Menkes Puji Layanan Antar Jemput Vaksinasi untuk Lansia di Kabupaten Bandung
Frustasi bisa diatasi dengan cara-cara berikut :
1. Menceritakan keadaan kepada orang terdekat
2. Penyesuaian diri dengan kondisi yang baru
3. Munculkan minat dan motivasi diri
4. Mencari motivasi dari luar diri, bisa dengan memfollow orang-orang positif yang menyuarakan motivasi lewat media sosial
5. Berusaha melihat sesuatu dari segala sisi, khususnya sisi positif
6. Kembangkan kreativitas
Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 18 Mei 2021: Gawat! Dewa Termakan Rayuan Alya ‘Si Ratu Ular’
2. Stres
Stres adalah reaksi atau respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental dan beban kehidupan).
Sedangkan frustrasi, berasal dari bahasa Latin frustratio, perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalangnya upaya mencapai tujuan.
Stres merupakan respons tubuh terhadap tekanan atau hal yang menyebabkan perubahan atau mengancam kehidupan seseorang.
Baca Juga: Amnesty Internasional Kutuk Keras AS Berencana Jual Senjata ke Israel di Tengah Konflik dengan Palestina
Gejala stres di antaranya ulit tidur, perubahan kebiasaan makan, mudah tersinggung, gangguan daya ingat, dan merasa tidak dapat mengatasi berbagai masalah.
Stres yang berlangsung lama dan terus-menerus akan membahayakan kesehatan mental serta fisik seseorang.
Stres bisa diatasi dengan manajemen stres, yaitu kemampuan dalam penggunaan sumber daya secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respons).
Baca Juga: Bocoran Tokyo Revengers Episode 7: Geng Toman Terbelah Jadi Dua Kubu, Takemichi Pilih Mikey atau Draken?
Manajemen stres bisa dilakukan seperti berikut:
1. Mengenali gejala stres yang ada dalam diri
2. Mencari tahu penyebab stres
3. Mengubah pola tingkah laku
4. Menceritakan apa yang dirasakan kepada orang terdekat
5. Menjaga ketenangan batin, contohnya dengan meditasi dan berdoa
6. Lakukan kegiatan positif
7. Melakukan latihan fisik dan menjaga kesehatan