Ibing Nyi Mas Ratu Sobrah Kancana Lahir dari Ketidaksengajaan

- 20 Mei 2021, 16:10 WIB
Paguron Panglipur
Paguron Panglipur /Kiki Kurnia./

GALAMEDIA - KAMIS pagi, 20 Mei 2021, Kawasan Kampung Pasir Ipis, Desa Jayagiri Lembang, Kabupaten Bandung Barat sedikit hangat dengan kehadiran pinisepuh paguron Panglipur.

Pagi itu, paguron Panglipur Pamager Sari Padepokan Pasir Ipis sangaja menampilkan Ibing Nyi Mas Ratu Sobrah Kancana yang merupakan hasil revitalisasi oleh Asep Gurwawan ketua Panglipur Pamager Sari, Padepokan Pasir Ipis bersama murid-muridnya.

Ibingan tersebut dibawakan empat pesilat, dan satu diantaranya perempuan. Mereka di antaranya Sri, Budi, Raihan dan Dede.

Mereka menampilkan jurus-jurus penca khas panglipur di dalam sebuah nampan beaar atau tampir dalam bahasa Sunda dengan diiringi kendang penca.

Ibingan semakin seru, ketika pendekar (pesilat) perempuan tiba-tiba diserang oleh dua pendekat laki-laki.Saat itu pendekar perempuan tidak membawa senjata, dengan terpaksa meladeni kedua pendekar laki-laki yang mengajak bertarung.

Baca Juga: Dear PMI, Segera Buka Cabang di Majalaya Supaya Warga Semakin Mudah Donor Darah

Karena tidak membawa senjata, pendekar perempuan itu menggunakan selendang (karembong /sampur), tusuk konde dan sobrah (rambut palsu yang sering digunakan sebagai gelung).

Ketiga alat tersebut sering digunakan kaum perempuan Sunda jaman dulu saat menghadiri suatu pesta untuk mempercantik diri, selain mengenakan kebaya dan sinjang (kain samping)

Walaupun menggunakan senjata seadanya, pertarungan tidak seimbang ini bisa dimenangkan pendekar perempuan. Bahkan, sobrah yang digunakan menjadi senjatan mematikan, setelah selendang dan tusuk konde bisa direbut oleh dua pendekar laki-laki tersebut.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x