Hari Lahir Pancasila, Ini 3 Puisi Bernuansa Pancasila, Menyayat Hati dan Penuh Makna

- 29 Mei 2021, 08:33 WIB
Garuda Pancasila
Garuda Pancasila /BPIP RI


GALAMEDIA - Anda masih ingat dengan peringatan 1 Juni? Ya, benar sekali pada tanggal tersebut masyarakat Indonesia memperingati Hari Kelahiran Pancasila.

Pada 1 Juni 1945, pertama kalinya Ir. Soekarno mengemukakan pidato mengenai rumusan dasar negara yang diberi nama 'Pancasila'.

Momen tersebut merupakan peristiwa penting bagi masyarakat Indonesia.

Untuk menghidupkan Hari Kelahiran Pancasila ini, Anda bisa membacakan puisi dengan bernuansa Pancasila.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Untuk Wilayah DKI Jakarta, Sabtu 29 Mei 2021

Dilansir dari berbagai sumber, berikut 3 contoh puisi yang cocok dibacakan di hari lahir Pancasila 2021.

Kidung Rindu
oleh: al-Zastrouw

Di hari ulang tahunmu
Aku tak mampu memberi kado istimewa untukmu
Meski hanya sekuntum bunga atau sekedar untaian kata

Di hari ulang tahunmu
Batinku meronta melihat anak-anak negeri ini mencabuti bulu indahmu
Hatiku remuk melihat orang-orang berupaya mematahkan kepakan sayapmu
Mencabik-cabik tubuhmu dengan pedang kebenaran
yang mereka paksakan atas nama Tuhan

Tapi aku yakin, kau akan tetap tegar dan kokoh berdiri
Karena kau adalah pancaran sinar ilahi
Yang ditangkap ketulusan jiwa para ksatria dan kebersihan hati para kyai
Hanya orang-orang buta mata

Baca Juga: Badai Pasti Berlalu 29 Mei 2021: Helmi Dekati Siska untuk Balas Dendam pada Dicky

dan buta hati yang tak mampu melihat kilatan nur suci ilahi di dadamu

Dalam lelah tubuhmu yang renta
Aku melihat pendar cahaya yang kian menyala
Saat anak-anak bangsa menebar gelap dengan fitnah dan caci maki yang penuh kebencian

Di sudut sepi hati yang gundah
Kusisakan sepotong doa
Semoga Garudaku tetap perkasa, terbang menembus angkasa
Dan kepakan sayapnya menaungi Nusantara Indonesia Dirgahayu Pancasila
Kami sangat merindukan kehadiranmu dalam kenyataan
Bukan hanya kata dan pernyataan

Baca Juga: Sinopsis Buku Harian Seorang Istri 29 Mei 2021: Alya Diam Seribu Bahasa, Dewa Curiga Ada yang Tak Beres

Jika Aku Pancasila
oleh: Ela Vinda Anariska

Kamu bilang
Aku ideologi bangsamu
Dijunjung tinggi para petinggi kursi
Disanjung-sanjung, Dibangga-banggakan

Bahkan kamu bilang…
Aku ideologi terbaik di dunia
Aku ada disetiap norma
Ada disetiap ayat dalam undang-undang

Tanpa sadar, setiap perilaku
Tindakan dan tingkah laku
Kalian selalu melibatkanku

Baca Juga: Final Liga Champions: Pep Guardiola Kesulitan Pilih Pemain Untuk Hadapi Chelsea

Pancasila ingin berkata…
Aku diciptakan dengan visi dan misi
Nan indah damai dan sejahtera

Bak udara yang kamu hirup
Aku selalu disekitarmu
Dijadikan pedoman hidup
Bagi bangsamu
Seperti halnya kehidupan

Tanpa aku bagaimana jadinya bangsamu
Berbagai suku agama ras dan budaya
Berbagai pulau daratan dan lautan ku gapai
Tanpa aku apa kabar entah berantah
Hallo, say good bye!

Baca Juga: MotoGP Italia: Ducati Incar Kemenangan Keempatnya di Sirkuit Mugello

Tapi kenapa…
Kalian tak menyadari keberadaanku
Kenapa kalian tak mengenaliku
Aku tak ingin dikenal
Dari penampilan luarku saja

Aku tak ingin dikenang
Hanya dari hafalan semata
Sungguh aku ini lebih dari itu!

Pancasila menghela nafas…
Jika aku adalah pondasi rumahmu
Tempatmu berlindung
Dari bentrokan kerusuhan dan permusuhan

Maka lengkapilah rumah itu
Dengan struktur tiang penyangga
Yang kuat nan kokoh
Bahan material bangunan
Yang berkualitas

Baca Juga: Kota Bandung Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas dengan Terapkan Protokol Kesehatan

Jika kau mau
Membangun dan merawatku
Yang hanya sebuah pondasi
Dasaran yang hanya berdiam diri
Menjadi bangunan kokoh
Tak tergoyahkan

Aku pasti bisa melindungi
Segenap tumpah darah bangsamu
Memberi kedamaian, ketentraman
Kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Tapi, itu jika aku adalah Pancasila

Baca Juga: 102.584 Warga Bekasi Sudah Terima Dosis Pertama Vaksin Covid-19

Puisi: Tantangan Pancasila
oleh: Sigit Allobunga’

Engkau dan aku telah disatukan dalam bingkai sila keberagaman,
sehingga kita begitu berwarna.
Kita berhasil ​meluluhkan mata hati bangsa lain, hingga akhirnya mereka berkata, “Indonesia indah!”
​Kita telah menerima restu berketuhanan yang Maha Esa

Juga berkat menuntut nilai untuk berbagi syukur, dengan rasa peduli yang tak terukur.
​Nilai itu ada dalam nilai yang kita sebutnya, Pancasila.

Namun, Pancasila dengan nilainya pudar saja ditelan tahun-tahun setelahnya?

Baca Juga: Pembangunan Bukit Algoritma Libatkan Kontribusi Masyarakat

Benarkah mengagungkan Tuhan tak mau perspektif lain,
​Hingga dalam rakyat tak lagi menghargai perbedaan?
​Sangat mungkin.

Berbagai ​kalangan telah menjauh dari barisan persatuan yang tenteram,
​dengan menggoreskan paham lain di atas sila-sila demi referendum.

​Abnormal hakikat sila tentang demokrasi,
​Keputusan tak bulat hingga mementingkan diri sendiri.
​Berbagai keputusan jauh dari kepentingan rakyat banyak,

​Hingga penindasan dengan tak hanya sebuah kata, terus ada.

​Jejeran penguasa berjarak soal rakyat,
​Kebengisannya berujung kemiskinan rakyat.

​Itulah ​tantangannya ​dan selamat hari lahir Pancasila.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x