Bencana Hidrometeorologi Akibat Kombinasi Fenomena Alam dengan Ulah Manusia, Prof. Chay Asdak: Ada 4 Solusi

- 11 Juni 2021, 08:56 WIB
Prof. Chay Asdak, Ir., M.Sc., PhD,
Prof. Chay Asdak, Ir., M.Sc., PhD, /Humas Unpad


GALAMEDIA - Dalam beberapa tahun terakhir, bencana hidrometeorologi melanda sejumlah daerah di Indonesia. Tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi, bencana hidrometeorologi juga telah menimbulkan banyak korban jiwa.

Guru Besar Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Chay Asdak, Ir., M.Sc., PhD, menjelaskan, bencana hidrometeorologi yang meliputi banjir, tanah longsor, erosi-sedimentasi, hingga kekurangan diakibatkan oleh kombinasi fenomena alam dengan ulah manusia, sehingga menciptakan kondisi antropogenik.

“Bencana tersebut terjadi, selain curah hujan yang ekstrem, juga karena berkurangnya tegakan hutan, pemanfaatan lahan yang tidak pertimbangkan kaidah konservasi tanah dan air, serta akibat kebijakan publik yang memicu terjadinya alih fungsi lahan,” ungkap Prof. Chay saat membacakan orasi ilmiah berjudul “Pengelolaan Daerah Aliran Sungai untuk Pengendalian Bencana Hidrogeologi”.

Baca Juga: Marak Fenomena Arogansi Berujung Minta Maaf, Pakar Hukum Unpas: Perlu Ada Penegakan Budaya Hukum

Orasi ilmiah tersebut dibacakan Prof. Chay pada upacara pengukuhan guru besar yang disiarkan secara langsung dari Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis 10 Juni 2021. Pada upacara itu, Prof. Chay dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang pengelolaan daerah aliran sungai.

Prof. Chay menyoroti alih fungsi lahan yang kerap terjadi seperti perubahan hutan menjadi area permukiman, perhotelan, hingga pertambangan dan/atau kebun sawit memicu terjadinya bencana hidrometeorologi. Selain itu, bencana hidrometeorologi juga terjadi karena hilangnya area retensi air akibat aktivitas pembangunan ekonomi.

Alih fungsi lahan akibat laju pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang tinggi menjadi salah satu tantangan dalam melakukan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS). Prof. Chay memaparkan, DAS merupakan satu kesatuan ekosistem dengan batas fisik punggung bukit atau gunung.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca di Wilayah Jawa Barat pada Jumat, 11 Juni 2021, BMKG: Secara Umum Cerah dan Hujan Ringan

Wilayah ini mengandung unsur utama beruapa sumber daya alam tanah, air, dan vegetasi, serta manusia sebagai pelaku pemanfaat sumber daya alam tersebut. Batas fisik ini penting karena memungkinkan untuk menelusuri keterkaitan hidrologis antara hulu dan hilir DAS.

“Alih fungsi lahan di hulu DAS, misalnya, tidak hanya memberikan dampak di lokasi terjadinya perubahan lanskap (on-site impact), tapi juga akan menimbulkan dampak di tengah dan hilir DAS dalam bentuk banjir, sedimentasi (sungai, reservoir), dan kekurangan air (off-site impacts),” ujarnya.

Halaman:

Editor: Hj. Eli Siti Wasilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x