GALAMEDIA - Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap nasi memang tinggi hingga muncul istilah belum makan jika belum makan nasi. Meski demikian ada banyak sumber karbohidrat pengganti nasi, termasuk jelai.
Jelai atau Hordium vulgare mungkin terdengar asing, tapi sudah banyak yang mengenal nama lainnya, yaitu barley atau serealia yang masih merupakan bagian dari suku padi (Poaceae).
Jelai memiliki tekstur kenyal dan rasa khas kacang, mirip dengan beras cokelat. Jelai utuh adalah sumber karbohidrat yang memiliki kandungan protein dan serat tinggi.
Baca Juga: Terima Kasih Brigjen Pol Yusri Yunus, Selamat Datang Kombes Pol Endra Zulpan
Biji-biji jelai lebih kecil dibandingkan bulir beras. Namun ketika diolah rasanya hampir menyerupai rasa nasi. Bagi masyarakat Dayak, jelai sudah dikonsumsi sejak lama.
Seperti dilansir Galamedia dari laman Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim, jelai sudah dipanen masyarakat pedalaman menjadikannya bahan pangan selain padi.
Jelai juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan tapai dan difermentasi untuk dijadikan minuman penghangat. Jelai menjadi hidangan khusus masyarakat adat Dayak saat bergotong royong di kala musim panen tiba.
Baca Juga: Bikin Mata Terbelalak! Drama Korea 'Hellbound' Sajikan Alur Cerita Tak Biasa, Squid Game Kalah Jauh
Jelai yang dikenal dengan "lore" di tengah masyarakat dayak merupakan tanaman golongan famili Gramineae, mirip gelagah dengan tingginya mencapai tiga meter.
Satu rumpun bisa terdiri dari 21 anakan atau menghasilkan 1-1,5 kg jelai kering giling. Umur tanaman ini sekitar lima hingga enam bulan, hampir mirip dengan padi lokal.
Balai Penelitian dan Penggembangan Daerah (Balitbangda) Kutai Kartanegara, seperti dilansir dari laman Balitbangda Kukar pernah melakukan penelitian tentang pengembangan plasma nutfah jelai sebagai sumber pangan alternatif potensial pada tahun 2016.
Baca Juga: Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 24 November 2021: Antam dan UBS Turun, Yuk Investasi
Dalam kajian tersebut dikatakan, jelai memiliki beberapa keunggulan. Pertama jelai adaptif di lahan kering, kedua bernilai gizi tinggi, khususnya kandungan protein sementara beras lebih tinggi kandungan karbohidrat.
Ketiga, jelai merupakan tanaman menahun (perennial) yang dapat dipanen beberapa kali dalam setahun.
Melihat dari kelebihannya jelai dapat memberikan solusi alternatif yang mengurangi ketergantungan pada beras. Selain itu mengenyangkan, jelai pun menyehatkan.***