Lama Tak Digelar, Kalangan Seniman Cihideung Laksanakan Upacara Nyepuhan Parabot

- 14 Desember 2021, 16:53 WIB
Lama tidak dilaksanakan, upacara ritual Nyepuhan Parabot kembali digelar di Kampung Panyairan, Desa Cihideung, Kecamstan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Lama tidak dilaksanakan, upacara ritual Nyepuhan Parabot kembali digelar di Kampung Panyairan, Desa Cihideung, Kecamstan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. //Kiki Kurnia/Galamedia/

Meskipun lahirnya pada tanggal tersebut, namun secara kultural masyarakat daerah ini (Desa Cihideung, Kecamatan Paropong Kabupaten Bandung Barat) memiliki perhitungan tradisi (naftu) tersendiri yang disebut balungan (palintangan, merupakan salah satu cara untuk menentukan hari, tanggal yang baik untuk upacara dan tujuan lainnya).

Masyarakat menentukan penghormatan kepada Nabi mengambil perayaannya di desa-desa di beberapa tempat kramat dengan caranya sendiri, seperti pada tanggal 14 Rabi'ul (Mulud) di Kampung Panyairan Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, khususnya di Padepokan Kalang Kamuning.

Pada tanggal tersebut, masyarakat muslim merayakannya disertai dengan upacara :Nyepuhan (Nyeukeutkeut) Parabot". Nyepuhan berasal dari kata "nyipuh", yang berarti mengasah, memandikan, penyucian, atau nyeukeutkeun (menajamkan). Nyipuh itu, artinya menutup atawa membungkus dengan sipuh èrmas atau èrperak. Kasipuh, artinya tambah bagus, tambah terpuji.

Sedang kata Parabot, asal dari kata "pakakas" atau alat. Alat untuk tukang kayu, ragaji kampak, tatah dan sebagainya. Namun kata Parabot oleh kalangan pelaku seni daerah Subang, Karawang, dan juga oleh sebagian para pelaku seni Bandung Barat, untuk menyebut kata lain gamelan, istilahnya parabot. Dan parabot menjadi ruhnya para seniman, sudah semestinya dijaga dan dirawat.

Upacara Nyepuhan adalah sumber kepedulian untuk menjaga atau melestarikan karuhun (leluhur) dalam menegakkan ajaran Agama Islam. Upacara ini bertujuan untuk menyucikan diri atau meninggikan ilmu supaya matih (manjur), menajamkan pusaka, memandikan parabot (gamelan), dan meminta keselamatan.

Upacara "Nyepuhan Parabot" yang dilakukan oleh Padepokan Kalang Kamuning bersama seniman, dan warga masyarakat Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong ini mencoba menggali atau merevitalisasi upacara Nyepuhan Parabot adalah sebagai bentuk kepedulian memelihara kelestarian kearifan budaya lokal yang sudah jarang dilakukan oleh warga Desa Cihideung.

Pada kesempatan ini mencoba merevitalisasinya dipadukan dengan pertunjukan tari dan pantun yang bersifat sakral ini adalah suatu peristiwa menari maupun membersihkan parabot dengan maksud tujuan suci, sebagai bentuk ungkapan atas kelahiran Rasul Allah di dunia, disamping menghormati kematian, menjamin keselamatan, dan berkah kepada makhluk gaib. Dalam hal ini, titik fokal dari upacara nyepuhan parabot ini ada kaitannya dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap sumber dan asal usulnya.

Baca Juga: Perjuangkan Nasib Santriwati Korban Perkosaan Herry Wirawan, Kades di Garut Drop Terpapar Covid-19

Menurut Bah Nanu upacara Nyepuhan Parabot ini, walaupun tidak bersamaan dengan bulan Mulud, akan tetapi pelaksanaannya tidak mengurangi makna dari upacara tersebut, yang sudah biasa bilan mulud.

"Upacara pelaksanaan Nyepuhan Parabot ini merujuk sesuai menurut hari baik, yaitu berdasarkan "balungan" atau "palintangan" (astologie) tradisi yang sudah biasa dilakukan warga masyakat Desa Cihideung," ujarnya.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x