GALAMEDIA – Moms pasti sudah mengenal istilah baby blues syndrome. Bisa jadi moms sendiri merasakannya atau mungkin orang-orang sekitar.
Menimang buah hati seharusnya menjadi kebahagiaan bagi seorang ibu, namun tidak bagi yang mengalami baby blues syndrome.
Baby blues syndrome adalah perubahan suasana hati setelah kelahiran yang bisa membuat ibu merasakan haru, cemas hingga mudah tersinggung di saat bersamaan.
Baca Juga: Keras, Habib Kribo Disindir Tokoh NU Gara-gara Dinilai Terus-terusan Serang Islam
Beberapa ibu melahirkan mengalami baby blues syndrome. Namun moms tidak perlu khawatir, karena ini wajar.
Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo menjelaskan lebih jauh mengenai baby blues syndrome dalam tayangan di kanal YouTube Orami Entertainment pada 14 Januari 2021.
Menurutnya, 70-80 persen perempuan melahirkan mengalami baby blues syndrome dengan tanda-tanda mudah marah atau easily irritated, gampang tersinggung, mudah cemas, dan gampang pula nangis.
Baca Juga: Belum Move on, Warganet Kembali Luapkan Kekecewaannya pada BCL: Bring Back Yan Josua Please
Walaupun gejolak emosi ini melanda, tetapi para ibu yang baru melahirkan ini masih bisa melakukan kegiatan sehari-hari.
Namun yang menonjol adalah emosi yang mudah terpancing dengan mood negatif. Baby blues syndrome biasanya dialami beberapa hari usai melahirkan.
Biasanya berlangsung kurang lebih dua minggu, bahkan ada yang sampai satu bulan. Tetapi cukup sampai disitu.
Baca Juga: Film Penyalin Cahaya Tetap Tayang di Tengah Skandal, Warganet: Keren Gilaa
Hal yang diperlukan untuk mengatasi baby blues syndrome adalah dukungan dari lingkungan, keluarga besar, dan pasangan.
Support system akan membantu meyakinkan bahwa moms bisa mengatasi semua kesulitan.
Dan wajar saja ibu baru atau moms yang baru melahirkan mengalami kesulitan bahkan kebingungan menghadapi kehadiran buah hati.***