Ceramah Kultum Akhir Ramadhan: Evaluasi Ibadah Ramadhan

- 27 April 2022, 14:15 WIB
Ceramah Kultum Akhir Ramadhan: Evaluasi Ibadah Ramadhan//Pixabay
Ceramah Kultum Akhir Ramadhan: Evaluasi Ibadah Ramadhan//Pixabay /


GALAMEDIA - Tidak terasa bulan suci penuh obralan pahala dari Allah SWT, Ramadhan sebentar lagi akan pergi.

Satu bulan sudah kita digembleng untuk meningkatkan ibadah dan bertakwa kepada Allah SWT.

Pekan ini adalah pekan terakhir Ramadhan, juga Jumat terakhir di bulan Ramadhan.

Teks khutbah Jumat ini sangat cocok disampaikan oleh para khotib untuk mengajak para jamaah sholat Jumat merenungi dan mengevaluasi diri selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini.

Baca Juga: Kementan dan Telkom Digitalisasikan SDM Pertanian lewat Platform Agree

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ الْفُرْقَانَ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذَيِرًا، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَيْنَا بِأَنْوَاعِ النِّعَمِ مِدْرَارًا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ يُطَهِّرُوْنَ اللهَ تَطْهِيْرًا. فَيَا اَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ فِىْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. بسم الله الرحمن الرحيم، إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Hadirin sidang Jumat Hafidhakumullah!

Sebentar lagi Ramadhan akan pergi, dan kita tak pernah tahu, apakah akan berjumpa lagi dengannya di tahun berikutnya atau tidak.

Dalam menjalani Ramadhan, setidaknya ada dua kelompok jenis manusia yang perlu kami sampaikan.

Yang pertama adalah orang yang mengerti dan memenuhi hak-hak Ramadhan sebagaimana mestinya.

Baca Juga: Spesifikasi Realme 8 5G, Andal dengan Harga Terjangkau

Mereka puasa di siang harinya, beribadah di malam harinya, dan makan dari harta yang halal, menjauhi kemaksiatan yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Mereka bersungguh-sungguh beribadah dengan tujuan meraih ridha Allah subhanahu wa ta’ala.

Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan upah atas segala jerih payah yang mereka kerahkan.

Kelompok orang dari jenis yang pertama ini adalah ahlullah. Mereka akan menjadi orang spesial di hadapan Allah pada waktu bumi ini sudah diganti bukan berbentuk bumi, langit sudah berganti tidak sebagaimana langit yang kita saksikan, dunia ini sudah rusak luluh lantak, di mana para manusia telah memasuki era baru akhirat.

Baca Juga: Kepala BPK RI Jawa Barat Ikut Ditangkap Saat OTT Bupati Bogor Ade Yasin?

Hasil tanaman amal-amal hamba mulai ditampakkan, peluh keringat ibadah mereka selama di dunia akan dibayar gajinya dengan ganjaran yang berlipat ganda.

وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ

Artinya: “Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung.” (QS Ali Imran: 185)

Orang-orang yang beriman, menjalani puasa dengan baik, kelak akan tampak riang gembira, bersuka cita, menikmati anugerah yang begitu agung yaitu bisa memandang Allah subhanahu wa ta’ala:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ

“Wajah-wajah pada hari itu (hari kiamat) ada yang berseri-seri.”

إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

“Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (QS Al-Qiyamah 22-23).

Pada hari itu pula para malaikat gembira melihat orang-orang mu’min, mereka masuk ke surga dari semua pintu-pintu yang disediakan atas buah kesabaran mereka menahan hawa nafsu makan, minum, dan maksiat lain di bulan Ramadhan serta mereka juga sabar menjalankan ibadah malam dan ibadah lain, sehingga atas kesabaran mereka, dikatakan: سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ Artinya: “Malaikat-malaikat itu mengucapkan (Kesejahteraan buat kalian) yakni pahala ini (berkat kesabaran kalian) sewaktu kalian di dunia (maka alangkah baiknya tempat kesudahan ini) akibat dari perbuatan kalian itu.” (QS Ar-Ra’d: 24) Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar, walillâhil hamdu Dalam sebuah hadits, Rasulullah menyatakan, di dalam bulan Ramadhan ada lima hal yang tidak pernah diberikan kepada satu umat pun sebelum Nabi Muhammad ﷺ yaitu pada malam pertama Ramadhan, Allah memandang kepada semua umat Muhammad.

Baca Juga: Bupati Bogor Ade Yasin Ditangkap KPK, Ternyata Punya Program Kerja Penting Ini

Barangsiapa pernah dipandang oleh Allah, tidak pernah disiksa selamanya.

Kedua, mulut orang yang berpuasa ketika memasuki sore hari, baunya secara hakikat, menjadi lebih harum daripada minyak kasturi.

Ketiga, setiap sehari semalam, selama Ramadhan, para malaikat memintakan ampunan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Keempat, Allah bersabda kepada surga, “Persiapkan tempatmu, hiasilah dirimu dengan perhiasan yang indah untuk hamba-Ku yang meluangkan diri meninggalkan kerepotan atau hiruk pikuk duniawi, kemudia sibuk menuju kepada kemurahan-Ku.”

Kelima, pada malam terakhir bulan Ramadhan, Allah mengampuni dosa mereka semua.

Baca Juga: Kang Ace Optimistis Partai Golkar Jabar Bakal Mendulang Banyak Suara, Hantarkan Airlangga Jadi Presiden

Mendengar Rasulullah ﷺ menyatakan tentang pengampunan dosa ini, salah satu sahabat lalu bertanya kepada Baginda Nabi,
يَا رَسُوْلَ اللهِ أَهِيَ لَيْلَةُ الْقَدَرِ؟

“Apakah karena mereka memperoleh malam lailatul qadar, Ya Rasul?”

قَالَ : لَا أَلَمْ تَرَ إِلَى الْعُمَّالِ يَعْمَلُوْنَ، فَإِذَا فَرَغُوْا مِنْ أَعْمَالِهِمْ وُفُّوْا أُجُوْرَهُمْ

Rasul menjawab: “Bukan, apakah kamu tidak melihat para karyawan yang sedang bekerja? Ketika mereka telah menyelesaikan tugas mereka, tentu mereka akan mendapatkan gajian. (Syu’abul Iman: 3331)

Pada intinya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: “Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS As-Sajdah: 17)

Baca Juga: Bupati Bogor Ade Yasin Kena OTT KPK, Instagramnya Masih Aktif Unggah Story

Hadirin sidang Jumat Hafidhakumullah!

Kelompok atau jenis manusia yang kedua adalah orang-orang yang tidak menghormati Ramadhan dengan baik.

Kelompok ini dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah orang-orang yang tidak mengindahkan perintah Allah atas dasar sombong.

Mereka tidak mau puasa dan lain sebagainya karena tidak percaya kepada perintah Al-Qur’an dengan faktor keangkuhan di hati mereka.

Orang-orang yang seperti ini, sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur’an:

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (QS Al-A’raf: 40)

إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS Al-Mu’min:60)

Baca Juga: BPBD Jabar Imbau Pemudik Waspadai Puting Beliung dan Rob di Jalur Pantura

Satu kelompok lagi adalah orang-orang yang tidak berpuasa, tidak memenuhi hak-hak Ramadhan dengan baik namun tidak didasari dengan kesombongan.

Mereka orang-orang yang sembrono dalam menjalani hidup namun dalam hati mereka tertancap keyakinan bahwa yang mereka lakukan adalah kesalahan, maksiyat kepada Allah, akan tetapi mereka merasa kalah dengan serangan nafsu amarah mereka, mereka adalah termasuk orang yang lemah.

وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا

Artinya: “Manusia diciptakan dalam keadaan lemah.” (QS An-Nisa’: 28).

Pada kelompok ini, ketika mereka meninggalkan kewajiban puasa, misalnya, mereka sembari bermunajat kepada Allah, “Ya Allah, saya sedang sembrono, tidak mengindahkan perintah-Mu, kami kalah dengan godaan hawa nafsu, godaan saya teramat berat, semoga Engkau mengampuni kami, terimalah tobat kami.” Maka, tidak diragukan lagi, Allah pasti akan mengampuni mereka sebab Allah maha pengampun, meskipun kewajiban seperti qadla puasa dan lain sebagainya tetap harus dijalankan.

Baca Juga: Harta Kekayaan Ade Yasin Bupati Bogor yang Ditangkap KPK, Punya Tanah Bangunan 2.2 Miliar

Pada satu hadits Qudsi shahih, Allah berfirman:
أَذنَب عبْدٌ ذَنْبًا فقالَ: اللَّهُمَّ اغفِرْ لِي ذَنْبِي، فَقَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعالى: أَذْنَبَ عبدِي ذَنْبًا، فَعَلِم أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ، وَيَأْخُذُ بِالذَّنبِ، ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ، فَقَالَ: أَيْ ربِّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي، فَقَالَ تبارك وتعالى: أَذْنَبَ عبدِي ذَنْبًا، فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغفِرُ الذَّنبَ، وَيَأخُذُ بِالذَّنْبِ، ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ، فَقَالَ: أَي رَبِّ اغفِرْ لِي ذَنبي، فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالى: أَذْنَبَ عَبدِي ذَنبًا، فعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ، وَيَأْخُذُ بِالذَّنبِ، قد غَفَرْتُ لِعَبْدِي فَلْيَفْعَلْ مَا شَاءَ

Artinya: “Ada hamba-Ku yang melaksanakan dosa, lalu ia berdoa ‘Ya Allah, ampunilah dosa kami’, lalu Allah bersabda lagi, ada hamba-Ku yang melaksanakan dosa, ia sadar, tahu bahwa dia punya Tuhan yang maha mengampuni dosa, ia melakukan dosa lagi, ia berdoa lagi, ‘Ya Allah, ampunilah dosa kami’, lalu ia berdoa ‘Ya Allah, ampunilah dosa kami’, lalu Allah bersabda lagi, ada hamba-Ku yang melaksanakan dosa, ia sadar, tahu bahwa dia punya Tuhan yang maha mengampuni dosa, ia melakukan dosa lagi, ia berdoa lagi, ‘Ya Allah, ampunilah dosa kami’, Aku ampuni hamba-Ku, maka lakukan apa saja yang ia mau.” (Muttafaq ‘alaih)

Hal penting yang perlu dicatat pada hadits ini adalah jika ada hamba melaksanakan dosa dengan diikuti perasaan diawasi oleh Allah selalu dan kemudian menyesali, tiba-tiba mengulangi lagi dan seterusnya, namun ia selalu meminta ampun kepada Allah seraya merasa bersalah dan meyakini bahwa Allah maha pengampun, Allah akan mengampuni mereka.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x