Ada dua tafsir yang para ulama sampaikan. Makna yang pertama, iringi perbuatan maksiat dengan kebaikan artinya adalah iringi setiap perbuatan maksiat kita dengan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut perbuatan taubat dengan al hasanah.
Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat 20 Mei 2022: Empat Pertanggungjawaban di Hari Kiamat
Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan dalam Al-Qur’an,
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik (taubat) itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Hud[11]: 114)
Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ
“Orang yang bertaubat dari perbuatan dosa, hakikatnya adalah dia tidak memiliki dosa tersebut.” (HR. Ibnu Majah)
Dan makna yang kedua,
وأتبع السيئة الحسنة تمحها