Naskah Khutbah Idul Adha 1443 H Hanya 10 Menit: 5 Pelajaran Soal Qurban dari Nabi Ibrahim

- 4 Juli 2022, 15:22 WIB
Naskah Khutbah Idul Adha 1443 H atau 2022 Singkat
Naskah Khutbah Idul Adha 1443 H atau 2022 Singkat /FreePic
GALAMEDIA - Idul Adha atau lebaran haji yang dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah 1443 H bertepatan dengan 10 Juli 2022.
 
Berikut ini adalah contoh teks khutbah Idul Adha yang cukup singkat namun penuh haru dan juga pelajaran.
 
Teks khutbah Idul Adha ini hanya akan memakan waktu 10 menit saja dengan tema kurban.
 
Adapun judul teks khutbah Idul Adha 2022 singkat 10 menit ini adalah 5 Pelajaran dari Qurban Nabi Ibrahim.
 
 
Dalamteks khutbah Idul Adha 2022 tentang kurban ini, khutbah pertama dan kedua ditulis dengan menggunakan tulisan latin.
 
Khutbah Pertama
 
Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Walillahil hamd.
 
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad.
 
Ayyuhan naas, ittaqullaha haqqa tuqootih.
 
Innaa a’thainaakal-kautsar, fashollii li robbika wanhar, innaa syaaniaka huwal abtar.
 
Jama’ah rahimani wa rahimakumullah, jama’ah yang senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah.
 
 
Terkait dengan qurban, sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ibadah ini berasal dari kisah Nabi Ibrahim saat ingin menyembelih putranya Ismail. Kisah ini bisa ditelaah lebih jauh dalam surah As-Saffat ayat 99 – 111.
 
Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya sendiri, Ismail ‘alaihis salam sebagaimana disebutkan dalam ayat,
 
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
 
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?” Ia menjawab, “Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 102).
 
 
Ketika Isma’il berada dalam usia gulam dan ia telah sampai pada usia sa’ya, yaitu usia di mana anak tersebut sudah mampu bekerja. Pada usia tersebut, Ibrahim sangat mencintainya dan Nabi Ibrahim merasa putranya benar-benar sudah bisa mendatangkan banyak manfaat. Saat anaknya seperti itulah, Ibrahim mendapatkan ujian berat.
 
Lihatlah ketika mendengar mimpi ayahnya untuk menyembelihnya, Ismail sangatlah patuh. Ia pun menyatakan dirinya bisa bersabar dan mendorong ayahnya untuk bersabar pula.
 
Inilah yang seharusnya jadi teladan kita, yaitu patuh, sabar, dan tawakal kepada Allah. Mudah-mudahan kita mendapatkan istri dan anak yang patuh pada Allah, sabar dan benar-benar bertawakal kepada-Nya, begitu pula kita menjadi orang yang demikian.
 
 
Lalu dalam lanjutan ayat disebutkan, فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
 
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya).” (QS. As-Saffat: 103)
 
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ
 
“Dan Kami memanggilnya, “Hai Ibrahim.” (QS. As-Saffat: 104).
 
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
 
“Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat: 105).
 
 
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ
 
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. As-Saffat: 106)
 
Dengan sikapnya ini, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dipuji,
 
كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
 
“Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat: 110). Ibrahim termasuk orang yang berbuat baik (berbuat ihsan) dalam ibadah, bermuamalah baik dengan sesama, ia mendapatkan jalan keluar dari 
kesulitan yang ia hadapi, dan ia mendapatkan balasan yang baik.
 
 
Lalu disebutkan,
 
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ
 
“Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. As-Saffat: 111).
 
Pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim berqurban
Ibrahim adalah orang yang taat pada perintah Allah.
Nabi Ibrahim tidak membantah wahyu, ia sangat patuh pada wahyu.
Kecintaan pada Allah lebih didahulukan oleh Nabi Ibrahim dari kecintaan pada anak.
Sifat anak yang saleh adalah patuh pada orang tua seperti patuhnya Ismail pada ayahnya Ibrahim.
Bersabar di balik kesulitan pasti akan datangkan kemudahan. Termasuk saat ini kita bersabar tanpa batas di masa pandemi.
Semoga jadi pelajaran penuh manfaat. Aquulu qoouli hadza, wastaghfirullaha lii, innahu huwas samii’ul ‘aliim.
 
 
Khutbah kedua
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
 
Allahu Akbar. Walillahil hamd.
 
Alhamdulillahi Robbil ‘aalamiin.
 
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad.
 
Wal ‘ashr, Innal insaana lafii khusr, illalladziina aamanuu wa ‘amilush sholihaati wa tawaa-show bil haqqi wa ta-waashow bish shobr.
 
Ayyuhan naas, ittaqullaha haqqa tuqootih.
 
Allahummaghfir lil muslimiina wal muslimaat, wal mu’miniina wal mu’minaat, al-ahyaa’ minhum wal amwaat.
 
Robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanah wa fil aakhirooti hasanah wa qinaa ‘adzaban naar.
 
Bi rohmatika yaa arhamar roohimiin.
 
Taqobbalallahu minna wa minkum.
 
Wassalaamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x