Naskah Khutbah Bulan Muharram: Bicara Soal Pentingnya Menjaga Kebersihan Iman dan Hati

- 28 Juli 2022, 14:53 WIB
Naskah Khutbah Jumat yang ditulis oleh KH. Fahmi Amrullah Hadzik Ponpes Tebu Ireng
Naskah Khutbah Jumat yang ditulis oleh KH. Fahmi Amrullah Hadzik Ponpes Tebu Ireng /Pixabay/.*/Pixabay
GALAMEDIANEWS - Sebagai salah satu makhluk yang menghuni Bumi, manusia telah dianugerahi memiliki akal dan hati.
 
Oleh karena itu, manusia juga disebut sebagai makhluk yang sempurna. Namun, akal dan hati tentu harus dijaga agar tercapai keseimbangan dalam menjalani hidup.
 
Pada artikel ini, akan dimuat naskah khutbah Jumat lengkap tentang 'Menjaga Kebersihan Hati dan Iman' oleh KH. Fahmi Amrullah Hadzik.
 
 
Simak naskah khutbah Jumat berikut:
 
اَلْحَمْدُ لِلّهِ . نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ . وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُهُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَي اللهِ . اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
 
Jamaah Jumah Rahimakumullah
 
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Haqqa tuqatihi, dengan sebenar-benar takwa menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Janganlah kita sekali-kali meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan beragama Islam dan khusnul khotimah.
 
Jamaah Jumah Rahimakumullah
 
Dikisahkan bahwa Fudhail bin Iyadh adalah seorang waliyullah. Tetapi pada masa mudanya, Fudhail adalah seorang pencuri dan perampok yang sangat disegani. Suatu hari Fudhail muda hendak menyatroni sebuah rumah. Mencuri ke rumah yang sudah lama ia incar. Maka dengan membawa peralatan, Fudhail mencungkil salah satu jendela di rumah itu.
 
 
Setelah berhasil, Fudhail pelan-pelan masuk ke rumah tersebut. Sayup-sayup dari dalam rumah terdengar pemilik rumah sedang membaca Al Quran. Kebetulan yang dibaca adalah surah al-Hadid ayat 16:
 
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ .. الاية
 
"Belumkah tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman itu untuk tunduk hatinya mengingat Allah"
 
Mendengar ayat yang dibaca pemilik rumah, tiba-tiba Fudhail hatinya berdebar, tubuhnya bergetar, linggis yang dia bawa terjatuh seolah-olah ia tidak mempunyai daya kekuatan. Maka dia pun mengurungkan niatnya untuk mencuri. Dengan sempoyongan dia pulang ke rumahnya. Sampai di rumah, dia mengambil air wudlu kemudian sholat dan bermunajat kepada Allah. Dan hidayah Allah pun datang.
 
 
Sejak saat itu Fudhail pun berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan-perbuatannya yang telah lalu. Hidupnya dihabiskan untuk bermunajat. Sampai suatu hari ia memutuskan untuk keluar rumah mencari guru guna mengobati kegalauan hatinya. Maka ia pun berusaha mencari guru. Waktu terus berlalu, perjalanan dari satu guru ke guru yang lain suatu saat mengantarkan Fudhail ke kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji.
 
Ketika di padang Arafah, tak satu doa pun yang dia ucapkan. Hanya tetesan air mata dan tangisan yang dilakukan Fudhail. Ketika satu per satu jamaah meninggalkan padang Arafah, maka Fudhail berdiri seraya berdoa, “Ya Allah, hanya ampunan-Mu yang aku pinta”.
 
Jamaah Jumah Rahimakumullah
 
Perjalanan waktu mengantarkan Fudhail menjadi ulama besar. Suatu hari khalifah yang berkuasa saat itu, Harun al-Rasyid, mengundang para ulama untuk datang ke istana memberikan nasihat termasuk Fudhail. Dia belum mengenal wajah dan tidak tahu siapa sang khalifah.
 
 
Maka berangkatlah Fudhail dan para ulama menuju ke istana khalifah Harun al-Rasyid. Di tempat acara, satu per satu ulama maju naik ke atas mimbar untuk memberikan tausiyahnya. Ketika tiba giliran Fudhail, karena dia belum mengenal khalifah maka dia pun bertanya kepada rekan di sebelahnya, ‘Yang mana khalifah itu?’. Ketika ditunjukkan, ‘Itulah khalifah yang duduk di sebelah sana’. Fudhail pun berdiri, tidak menuju ke mimbar tetapi menuju ke tempat khalifah Harun al-Rasyid. Kemudian sampai di hadapan khalifah, Fudhail mengucapkan satu kalimat, ‘Wahai khalifah, di pundakmu urusan umat dan urusan agama’.
 
Mendengar satu kalimat yang sangat singkat ini, tiba-tiba sang khalifah meneteskan air mata. Dia menangis. Mungkin membayangkan betapa berat amanah yang diemban sebagai seorang khalifah. Walaupun satu kalimat, namun membekas di hati khalifah.
 
Kaum Muslimin Rahimakumullah
 
Demikianlah kisah perjalanan Fudhail. Pencuri yang akhirnya menjadi wali. Tentu tidak sembarang orang bisa seperti Fudhail. Kalau seseorang imannya tidak pas, tidak akan bisa. Hanya orang yang imannya benar saja, ketika dibacakan al-Quran hatinya bisa bergetar.
 
 
Syaikh Hasan Basri, seorang tabi’in, pun tidak berani mengklaim ketika ada seseorang bertanya, “Wahai Syaikh, apakah anda orang yang beriman?”. Hasan Basri menjawab, “Kalau ukuran iman itu percaya kepada rukun iman, percaya kepada Allah, percaya kepada malaikat dan seterusnya. Saya mungkin iya, termasuk orang yang beriman. Tapi kalau ukuran iman itu adalah firman Allah di dalam surah al-Anfal ayat 2:
 
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
 
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka ketika disebut asma Allah maka bergetar hatinya karena takut. Dan ketika dibacakan ayat-ayat Allah kepadanya, semakin bertambah imannya. Dan hanya kepada Allah, mereka bertawakkal"
 
Jamaah Jumah Rahimakumullah
 
Iman yang bersih hanya lahir dari hati yang bersih pula. Seorang pencuri sekali pun, kalau Allah takdirkan dia memiliki hati yang bersih maka melahirkan iman yang bersih pula. Karena hati yang bersih akan melahirkan hal-hal yang bersih. Ketika seseorang memiliki hati yang bersih, ucapannya menjadi ucapan yang bersih, perbuatannya adalah perbuatan yang bersih. Sehingga ketika memberikan nasihat tidak butuh waktu berjam-jam, tidak perlu tausiyah yang lama. Hanya dengan satu kalimat, yang lahir dari hati yang bersih. Maka ucapan itu langsung akan masuk kepada hati orang yang diberikan nasihat.
 
 
Tetapi apabila seseorang mempunyai hati yang kotor, maka pikirannya penuh dengan kekotoran. Ucapan dia menjadi ucapan kotor dan selalu mempunyai prasangka yang kotor kepada orang lain. Hal yang baik pun akan dianggap kotor. Ada orang berdoa, disebut menyerobot doa. Ada orang bersilaturahmi, dianggap pencitraan. Ini semua biasanya lahir dari hati yang kotor.
 
Penting bagi kita untuk membersihkan hati. Karena hati adalah pusat atau sentral dari manusia. Baik dan buruk manusia itu tidak dilihat dari penampilannya, tetapi dilihat dari hatinya.
 
إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
 
"Sesungguhnya Allah tidak melihat pada penampilanmu dan hartamu. Tetapi Allah melihat pada hatimu dan amalmu"
 
Maka, mari kita senantiasa menjaga hati kita agar tetap bersih dan bening. Karena kata baginda Nabi SAW.
 
 
أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ
 
"Sesungguhnya di dalam jasad (tubuh manusia) itu ada segumpal daging, apabila daging ini baik maka baiklah manusia itu. Dan sebaliknya, apabila gumpalan daging ini rusak, maka rusaklah manusia itu"
 
Semoga kita diberikan hati-hati yang baik oleh Allah Swt. Semoga bermanfaat, khususnya bagi diri saya dan umumnya pada semua jamaah.
 
إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ كَلَامُ اللهِ الْمَلِكِ الْمَنَّانِ وَبِالْقَوْلِ يَهْتَدُ الْمُرْتَضُوْنَ . مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسآءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ . بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِوَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x