Kewalahan Melacak Predator Anak, Facebook Terpaksa Rogoh Kocek Hingga Rp 1,4 M

- 20 Juni 2020, 18:28 WIB
ilustrasi
ilustrasi /id.techniasia.com

PENGALAMAN adalah guru yang paling berharga. Hal itu mungkin yang dirasakan oleh raksasa teknologi asal AS, Facebook untuk mengembangkan sistem agar lebih baik ke depannya.

Kabar terbaru, Facebook membayar ahli keamanan siber untuk mengembangkan alat peretasan. Nantinya alat tersebut akan diberikan kepada Biro Investigasi Federal (FBI).

Berdasarkan informasi, alat itu nantinya digunakan FBI membantu meretas pengguna yang memeras, mengancam, dan melecehkan atau predator anak di bawah umur menggunakan alat tersebut.

Facebook dikabarkan telah mengeluarkan dana hingga Rp 100 ribu dolar AS atau Rp 1,4 miliar untuk membayar perusahaan keamanan siber pihak ketiga. Keduanya akan bekerja sama untuk mengembangkan alat pelacak itu.

Menurut kabar, alat itu memungkinkan seseorang untuk mengambil keuntungan dari kerentanan software yang tidak diketahui oleh pengembangnya.

Akan tetapi, juru bicara Facebook mengaku pilihan tersebut diambil setelah mengeksplorasi pilihan lainnya. Mereka juga meminta pihak ketiga yang bekerja sama untuk tidak berspesialiasi membangun tipe alat ini dan tak ingin memberi kesan pada penegak hukum untuk membangun lagi di masa depan.

Namun, menurut sebuah sumber yang dikutip dari situs Business Insider, Sabtu (20/6/2020), FBI justru tidak tahu-menahu soal keterlibatan Facebook. Dilansir kembali dari viva.co.id, satu kasus predator anak yang menggunakan platform Facebook dan mengaku bersalah adalah Buster Hernandez.

Ia didakwa ataus 41 dakwaan awal tahun ini termasuk produksi pornografi anak, paksaan dan bujukan anak di bawah umur serta mengancam akan membunuh, menculik dan menyakiti orang lain.

Hernandez dikabarkan menggunakan kombinasi alat penelusuran pribadi, aplikasi pesan, email, dan Facebook untuk memeras korban.

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x