Suhu Kutub Selatan Naik 3 Kali Lipat, Jutaan Penduduk Pesisir Terancam

- 30 Juni 2020, 02:15 WIB
Kutub Selatan. (carbon brief)
Kutub Selatan. (carbon brief) /



GALAMEDIA - Kutub Selatan saat ini telah memanas lebih dari tiga kali rata-rata global selama 30 tahun terakhir. Hal ini merupakan hasil studi baru yang dirilis dalam jurnal Nature Climate Change pada awal pekan ini.

Kyle Clem, peneliti pascadoktoral bidang Ilmu Iklim di Universitas Wellington, dan penulis utama penelitian ini mengungkapkan kesimpulan tersebut diambil setelah dirinya bersama tim menganalisa data stasiun cuaca di Kutub Selatan. Dan model iklim untuk memeriksa pemanasan di pedalaman Antartika.

Hasilnya, tim tersebut menemukan antara 1989 dan 2018 atau dalam 30 tahun terakhir, Kutub Selatan telah mengalami peningkatan panas sebanyak tiga kali lipat dari 0,6  menjadi 1,8 derajat Celcius.

Baca Juga: Ada Surat Penangkapan, Donald Trump Jadi Buronan Negara Iran

Dalam penelitian tersebut, Clem menyatakan pemanasan itu bisa memiliki implikasi besar bagi lapisan es di Antartika. Tak hany itu melainkan juga kehidupan laut di kawasan dan naiknya permukaan laut global.

Soalnya peningkatan suhu bisa mempercepat pencairan lapisan es di daerah tersebut. Hasil studi itu memberi informasi baru tentang wilayah paling terpencil di Kutub Selatan itu.

Para ilmuwan selama bertahun-tahun yang lalu menganggap Kutub Selatan, yang terletak jauh di pedalaman, terisolasi dari kenaikan suhu global.

"Ini menyoroti bahwa pemanasan global bersifat global dan sedang menuju ke tempat-tempat terpencil ini," katanya seperti dikutip dari CNN.com, Senin (29/6/2020).

Baca Juga: Dari Aksi Penyelundupan Hingga Perdagangan Narkoba, Kim Jong-un Bisa Hidup Bergelimangan Harta

Para ilmuwan mengatakan penyebab utama pemanasan di Kutub Selatan adalah meningkatnya suhu permukaan laut ribuan mil jauhnya di daerah tropis. Selama 30 tahun terakhir, pemanasan di Samudra Pasifik tropis barat, meliputi wilayah dekat khatulistiwa utara Australia dan Papua Nugini  meningkat.

Peningkatan panas tersebut dibawa ke Kutub Selatan. "Itu liar. Ini adalah tempat paling terpencil di planet ini. Signifikansi adalah bagaimana suhu ekstrem berayun dan bergeser di atas interior Antartika, dan mekanisme yang menggerakkan mereka terkait 10 ribu kilometer utara benua di tropis Pasifik, " kata Clem.

Baca Juga: Dimakamkan Hari ini, Kerajaan Umumkan Pangeran Arab Saudi Wafat

Organisasi Meteorologi Dunia dalam data mereka menyebut lapisan es Antartika mengandung cukup banyak air. Es tersebut cukup untuk menaikkan permukaan laut global hingga hampir 200 kaki

Dengan begitu, temperatur yang lebih panas di Antartika bisa memiliki konsekuensi global yang serius, terutama bagi jutaan orang yang hidup di pesisir dunia. Pasalnya, masyarakat tersebut semakin rentan terhadap kenaikan permukaan laut.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x