Ini Kendala Iblis dalam Menggoda Manusia

- 3 Juli 2020, 07:47 WIB
Ilustrasi Iblis.
Ilustrasi Iblis. /Freepic/

GALAMEDIA - Untuk menggoda manusia, iblis ternyata memiliki kelemahan dan kendala dalam menjalankan tugasnya ini.

Seperti pada Surat An-Nisa ayat 76, Allah secara jelas, sebenarnya tipu daya iblis dan setan sebagai turunannya itu lemah. “Sungguh, tipu daya setan itu lemah.” (Surat An-Nisa ayat 76).

Karena lemahnya ini, banyak cara tidak terduga untuk menangkal godaannya. Salah satunya dengan tidur.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Kota Bandung Naik, Jumlah Pasien Meninggal Bertambah

Imam Al-Qusyairi mengutip seorang ulama yang mengatakan bahwa tidur merupakan cara dahsyat untuk menangguhkan atau menangkal godaan iblis karena orang tidur tidak berada pada kesadaran dan umumnya tidak dapat mengeksekusi maksiat sebagai godaan jahat iblis seperti mabuk, judi, zina, penipuan, pemukulan atau pembunuhan, pengumpatan, caci maki, dusta, dan banyak dosa lainnya.

“Ada ulama mengatakan, ‘Bagi iblis, tiada sesuatu yang paling menyusahkan kerjanya selain istirahat atau tidur orang yang bermaksiat. Iblis mengeluh, ‘Kapan orang itu bangun dan terjaga agar ia dapat bermaksiat kepada Allah?’’” (Al-Imam Abul Qasim, Abdul Karim Al-Qusyairi, Ar-Risalah Al-Qusyairiyah, [Kairo, Darus Salam: 2010 M/1431 H], halaman 210).

Oleh karena itu, Allah telah menyebut dalam Surat An-Naba ayat 9 bahwa tidur merupakan sebuah istirahat.

Baca Juga: Tubuh Mengeluarkan Sinyal Sebagai Tanda Harus Rehat Bermain Media Sosial

Dalam konteks ini, tidur merupakan istirahat dari terjaga yang sangat berisiko tinggi menjerumuskan seseorang dalam maksiat. “Kami menjadikan tidurmu sebagai istirahat,” (Surat An-Naba ayat 9).

Selain istirahat, aktivitas main-main yang melalaikan serupa dengan tidur juga dapat menjadi cara untuk menangkal iblis untuk menawarkan godaannya.

Imam Al-Qusyairi mengutip keterangan ulama lainnya yang mengatakan bahwa waktu terbaik yang dimiliki orang yang bermaksiat adalah waktu tidur. Jika ia tidak punya waktu melalui tidur, maka tidak ada waktu maksiat yang dimilikinya. Pasalnya, orang tidur adalah orang yang tidak punya waktu (kesempatan/peluang) untuk bermaksiat.

Baca Juga: Heboh Air Mineral Disebut Paku Direbus, Begini Penjelasan dari BPOM RI

Tidur dapat diganti dengan kegiatan atau aktivitas lain yang produktif dan menyehatkan seperti olahraga, berkesenian, menonton pertunjukkan atau film, membaca buku/kitab, dan lain sebagainya yang dapat mengisi waktu secara baik.

Sumber:islam.nu.or.id

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x