Hujan Berlian Terjadi di Dua Planet Ini, Bagaimana Bisa Ya?

- 7 Juli 2020, 10:41 WIB
Ilustrasi hujan berlian.
Ilustrasi hujan berlian. /

Mereka menggunakan laser optik yang menghasilkan gelombang kejut di polystyrene. Material dipanaskan di suhu 4.727 derajat celsius.

Dalam eksperimen terbaru ini, peneliti mengukur bagaimana sinar-X tersebar karena elektron yang ada di polystyrene.

Baca Juga: Crystal Palace vs Chelsea, Jorginho Bakal Dimainkan Lampard Enggak Ya?

Pengukuran itu juga memungkinkan mereka untuk mengamati apa yang terjadi pada sisa sampel sehingga tidak ada karbon yang tersisa.

"Dalam kasus raksasa es sekarang, kita tahu bahwa karbon hampir secara eksklusif membentuk berlian ketika terpisah dan tidak mengambil bentuk transisi cairan," ujar Kraus.

"Sebagai contoh, kita akan dapat melihat bagaimana hidrogen dan helium, unsur-unsur yang ditemukan di interior raksasa gas seperti Jupiter dan Saturnus, bercampur dan terpisah di bawah kondisi ekstrem ini. Ini adalah cara baru untuk mempelajari sejarah evolusi planet," jelasnya.

Baca Juga: Penting untuk Diketahui, Gejala Hipotermia Sebelum Anda Mendaki Gunung

Hasil eksperimental Kraus dan tim dapat diakses di jurnal Nature yang diberi judul, 'Demonstration of X-ray Thomson scattering as diagnostics for miscibility in warm dense matter'.

Neptunus dan Uranus adalah dua planet besar paling jauh di Tata Surya dan juga merupakan planet yang jarang dieksplorasi.

Tiga puluh tahun lalu, pesawat luar angkasa 'Voyager 2' menjadi satu-satunya misi luar angkasa yang telah mendekati Neptunus dan Uranus. Kedua planet ini memang dikenal sebagai 'raksasa es' seperti dikutip Science Times. ***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x