Hasil Penjelajahan Robot Yutu 2, China Temukan Batu Berbentuk Gel di Bulan

- 9 Juli 2020, 10:22 WIB
Yutu 2 saat menjelajah di Bulan. (Dok. Earthsky).
Yutu 2 saat menjelajah di Bulan. (Dok. Earthsky). /


GALAMEDIA - Dalam misi Chang'e ke Bulan pada 7 Desember 2018, 3 Januari 2019 berhasil mendarat di sisi jauh Bulan. Setelah itu, China mengirimkan Yutu 2, yakni sebuah robot penjelajah untuk mengeksplorasi.

Dalam ekspedisi penjelajahannya, Yutu 2 menemukan zat misterius berbentuk gel.  Penemuan terjadi Juli 2019. Namun, temuan tersebut baru saja dipublikasikan.

Sebuah laporan oleh Our Space, sebuah publikasi sains berbahasa Mandarin, mengungkapkan penemuan itu pada 17 Agustus. Publikasi mendeskripsikan zat sebagai 'jiao zhuang wu', yang dapat diterjemahkan sebagai zat "berbentuk seperti gel'.

Baca Juga: Ini Dia Harga Emas Antam, Retro, dan UBS Hari Kamis 9 Juli 2020

Para ilmuwan menganalisa zat tersebut, ternyata zat tersebut terbuat dari batu. Dalam artikel mereka di Earth and Planetary Science Letters, Gou Sheng dan rekannya menganalisis data dari kamera Yutu 2 dan instrumen Visible and Near-Infrared Spectrometer (VNIS).

Mereka menggunakan prosedur yang disebut spectral unmixing untuk memecah spektrum yang diukur dari VNIS untuk menentukan kemungkinan komposisi dan kelimpahan dari material.

Para penulis menggambarkan bahan tersebut sebagai batuan breksi berwarna hijau yang berkilau. Batu itu berukuran 52 cm x 16 cm.

Baca Juga: Aneh Tapi Nyata, Ada Api Tak Pernah Padam di Air Terjun Ini

Dilansir dari Space, ini adalah tanda-tanda kemungkinan batu itu terbuat dari kaca, yang biasanya bersumber dari dampak leleh atau dari letusan gunung berapi.

Menurut makalah itu, batuan breksi dibentuk  oleh tabrakan yang menyemen dan menempelkan regolith dengan breksi Bulan.

Materi itu, kata mereka, menyerupai sampel breksi yang diambil oleh misi Apollo NASA. Secara khusus, sampel tersebut memiliki kesamaan kesamaan dengan sampel Apollo dengan kode 15466 dan 70019.

Dilansir dari Futurism, menurut Dan Moriarty, rekan program postdoctoral NASA di Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland, temuan ini menarik karena Chang'e 4 mengeksplorasi area Bulan yang sama sekali belum dijelajahi.

Baca Juga: Aktif Memproduksi Hulu Ledak, Fasilitas Nuklir Rahasia Korea Utara Tetap Beroperasi

"Kami tidak memiliki sampel dari wilayah ini yang akan membantu menginformasikan parameter model. Untuk alasan ini, hasil komposisi regolith tepat yang disajikan dalam makalah ini mungkin tidak sepenuhnya akurat," kata Moriarty.

Pesawat ruang angkasa Chang'e 4 melakukan pendaratan bersejarahnya di Kawah Von Kármán dengan lebar 180 kilometer di sisi terjauh Bulan pada Januari 2019.

Yutu 2 saat ini sedang memasuki hari Bulan ke 20 yang dimulai pada 14 Juli. Satu hari di Bulan sama dengan dua pekan di Bumi.

Selama hari Bulan ke 19 yang dimulai pada 14 Juni, Yutu-2 telah bergerak sejauh 15,58 meter di permukaan Bulan. Total, rover telah bergerak sebanyak 463,26 m di permukaan Bulan.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x