Network
“Saya berangkat dari akar tradisi seni budaya bangsa Indonesia asli, seni kesukuan. Ketika saya damai, nyaman, tenang, tentram, itu seni menurut saya.” kata Toni Kanwa Adikusumah.
Menurutnya, di negara-negara maju karya ‘Contemporary and Tribal Art’ yang ia ciptakan banyak mengundang perhatian.
“Ketika saya diundang di Eropa, di negara-negara maju mereka yang melihat karya saya merasakan rasa yang saya rasakan. Yaitu nyaman, tenang, tentram. Makanya ketika saya bikin workshop atau pameran di selasar mereka pada datang. Karena mereka sudah merasakan ketenangan dan tentrem.” ujarnya.
Selama puluhan tahun, Toni Kanwa mempelajari berbagai pengetahuan dan praktik tentang seni dan ritual asli Indonesia. Ia kemudian memahami bahwa seni menjadi bagian yang tidak akan terpisahkan dari kehidupan batin dan duniawi manusia.
Toni kanwa mempelajari bagaimana seni-seni itu tercipta dan hadir dalam kehidupan suku-suku di Nusantara.
“Saya hampir 30 tahun melakukan pameran-pameran atau workshop yang berangkat dari seni budaya bangsa Indonesia asli. Itu seni kesukuan,” ungkapnya.
Karya seni Cosmology of Life ditugaskan oleh The Singapore Contemporary Art Museum untuk Singapore Biënnale 2013/2014 dan sekarang menjadi bagian dari koleksi permanen.
Hari ini dia tinggal dan bekerja di Belgia dan
Itulah sejumlah informasi mengenai seniman Toni Kanwa Adikusumah menggelar pameran tunggal dengan tema “Enjoy Spirit” di Bale Handap, Selasar Sunaryo Art Space.***
