Mulai Meningkat, Kunjungan Wisatawan ke Lambang Masih di Bawah Normal

- 2 Agustus 2020, 13:45 WIB
The Great Asia Africa Lembang. (foto: Dikcy Mawardi/galamedianews)**
The Great Asia Africa Lembang. (foto: Dikcy Mawardi/galamedianews)** /

GALAMEDIA - Kunjungan wisatawan ke Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berangsur-angsur mulai naik, ternyata masih belum bisa menutup biaya operasional  yang harus dikeluarkan pengusaha wisata. Pasalnya, hingga saat ini antara pemasukan dengan pengeluaran masih belum seimbang.
 
"Long weekend Iduladha saja, pas Sabtunya, tingkat kunjungan baru 35 persennya dari Sabtu kondisi normal. Dalam keadaan normal, kunjungan di hari Sabtu sekitar 10.000 orang, tapi sekarang hanya sekitar 4000 orang," kata owner The Great Asia Africa,  Perry Tristianto di Lembang, Ahad 2 Agustus 2020.

Menurutnya, jika dibandingkan tingkat kunjungan pada Sabtu sebelumnya terjadi kenaikan sekitar 20 persen. Belum adanya rombongan besar ikut berpengaruh pada tingkat kunjungan.

Baca Juga: Heboh, Sekeluarga Botraman di Bahu Jalan Tol Cipali

Penurunan jumlah wisatawan, diakui Perry belum mampu menutup biaya operasional. Sehingga belum semua karyawan dipekerjakan kembali.

"Baru 120 karyawan yang sudah dipekerjakan kembali. Kami pun menerapkan hari kerja bergiliran mengingat masih sepinya tingkat kunjungan," katanya.

"Pada hari biasa wisatawan yang berkunjung rata-rata hanya 300-400 orang perhari. Sangat jauh dibandingkan sebelum terjadi pandemi Covid-19," imbuhnya.

Ia mengatakan, sekarang kebanyakan wisatawan  datang menggunakan kendaraan pribadi, bukan rombongan bus pariwisata.  Orang belum berwisata secara rombongan dipengaruhi mahalnya ongkos transportasi bus pariwisata.  

Baca Juga: Polisi Berlakukan Contraflow di Tol Cikampek, Kalau Tak Ampuh Oneway Jadi Pilihan Terakhir

"Menjadi mahal, karena tempat duduk bus tidak dapat dioptimalkan," paparnya.

Pasalnya, satu deretan kursi bus tidak boleh ditempati semua orang. Sehingga satu rombongan yang biasanya terangkut satu bus sekarang bisa dua.

Belum pulih
Perry mengatakan, meski pengunjung berangsur-angsur meningkat namun daya beli masyarakat belum pulih. Bisa dilihat dari wisatawan yang berkunjung ke The Great Asia Africa jarang yang berbelanja ataupun makan di resto yang ada di lokasi wisata

"Kebanyakan orang datang hanya sekedar berwisata. Jarang sekali orang yang berbelanja dan makan, itu menunjukkan bahwa perekonomian belum pulih dari pandemi Covid-19" ungkapnya.

Baca Juga: Bendung Penyebaran Virus Corona, WHO Ingatkan Dunia Agar Tak Lagi Lakukan Lockdown Nasional

Menurutnya, sekalipun objek wisata sudah mulai kembali normal,  namun  sektor lain belum pulih. Padahal ramai sepinya kunjungan sangat dipengaruhi daya beli masyarakat.

"Bila sektor lain belum pulih, sangat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan. Karena dengan perekonomian belum  pulih, menunjukkan daya beli masyarakat masih rendah. Apalagi sekarang baru saja memasuki tahun ajaran baru, orang tentunya lebih memprioritaskan kebutuhan sekolah," paparnya.

Selain itu, lanjut Perry, diduga faktor pandemi Covid-19 membuat sebagian orang lebih memilih untuk tinggal di rumah daripada bepergian.

Baca Juga: Pelatih Legendaris Persib, Indra Thohir Dirawat di RS Santosa

"Wisatawan yang berkunjung ke The Great Asia Africa hampir 30 persennya berasal dari Jakarta, banyak juga dari daerah Jawa Tengah dan Timur," ungkapnya.

Untuk mengembalikan tingkat kunjungan, Perry berencana akan mengembalikan harga tiket masuk ke normal. Saat ini, harga tiket dinaikan menjadi Rp 65.000 per orang.

"Dulu dinaikan dengan alasan membatasi kunjungan. Karena kondisinya masih sangat sepi, bahkan di hari biasa turun drastis mulai besok (Senin) tiket akan dikembalikan ke harga normal Rp 50.000 per orang," tuturnya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x