GALAMEDIANEWS- Setiap tanggal 30 Maret, selalu diperingati sebagai Hari Film Nasional yang merupakan bentuk apresiasi terhadap industri perfilman tanah air.
Sejarah Hari Film Nasional
Baca Juga: 15 SMA Negeri Terbaik di Kota Bandung Berdasarkan Nilai UTBK dari LTMPT, Cek Sekolah Impianmu
Film yang disutradarai oleh Usmar Ismail ini sebagai film Indonesia pertama yang secara produksi, teknis kreatif, dan ekonomisnya dilakukan oleh orang Indonesia asli atau pribumi. Film Darah dan Doa juga sebagai film pertama Indonesia yang disutradarai oleh sutradara Indonesia sekaligus perusahaan asli Indonesia.
Usmar Ismail diangkat sebagai Bapak Perfilman Indonesia berkat karya monumentalnya seperti film perjuangan seperti Darah dan Doa, Enam Djam di Djogja, dan Lewat Djam Malam.
Baca Juga: Menyambut Mudik Lebaran 2023 : Pemerintah Siapkan Jalur Tol Trans Jawa, Bali dan Sumatera
Selain bertema film perjuangan ia dikenal menyutradarai film musikal seperti Tiga Dara dan Asrama Dara. Usmar Ismail diangkat sebagai pahlawan nasional pada 2021.
Hari Film Nasional mulai diajukan oleh Dewan Film Nasional melalui konferensi kerjanya pada 11 Oktober 1962. Melalui konferensi kerja tersebut, Dewan Film Nasional mengajukan tanggal 30 Maret sebagai Hari Film Nasional. Namun usulan tersebut memicu pro dan kontra.
Terlebih lagi dari golongan kiri yang kontra usulan tersebut, karena menganggap Usmar Ismail tidak nasionalis atau kontra revolusioner.