Mengenal Beberapa Jenis Makanan yang Pernah Disantap Rasulullah

- 10 Agustus 2020, 04:05 WIB
Bubur Talbinah.
Bubur Talbinah. /


GALAMEDIA - Mungkin kita hanya mengenal kurma, gulai kambing dan roti ketika berbicara mengenai makanan di zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Sebenarnya banyak jenis makanan di masa itu yang diungkapkan dalam hadist.

At-Tsariid

At-Tsariid masakan yang dibuat dari campuran sayuran dan daging dan dicampur dengan roti gandum yang dipotong-potong. Rasanya gurih dan kuahnya kental.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disebut-sebut sangat menyukai makanan ini, hingga beliau pernah menganalogikan bahwa keutamaan Aisyah dibandingkan perempuan lain, layaknya nikmatnya tsariid dibanding makanan yang lain.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Abu al-Hasan al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:

"Lelaki yang sempurna itu banyak. Tapi yang sempurna dari perempuan tidak banyak, kecuali Maryam binti ‘Imran dan Asiyah istri Fir’aun. Dan kelebihan Aisyah dibanding perempuan yang lain seperti enaknya Tsariid dibanding makanan yang lain." (Muttafaqun ‘Alaih)

Menurut Imam An-Nawawi, penyamaan tsariid dengan Aisyah terletak dari sisi sopan santun dan manisnya beliau dalam berbicara, lugas, cerdas, sehingga membuat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri merasa senang layaknya beliau begitu menyukai tsariid yang lezat.

At-Talbinah

Makanan ini pernah disebut-sebut dalam salah satu riwayat hadis Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. At-Talbinah pernah disarankan oleh Aisyah Ra untuk dihidangkan untuk keluarga yang baru saja ditinggal wafat oleh salah seorang keluarganya.

Dari ‘Aisyah Ra, bahwasanya beliau pernah dalam kondisi ada seseorang yang ditinggal wafat oleh suaminya, lalu para wanita berkumpul di rumah istri mendiang laki-laki tersebut dan mereka kemudian pulang.

Aisyah Ra. kemudian memerintahkan wanita itu untuk membuat sepanci (Arab: burmah) talbinah untuk keluarga yang kepala keluarganya wafat itu. Lalu dimasaklah dan dibuat juga tsarid kemudian talbinah dituangkan ke “tsarid” tersebut.

Kemudian Aisyah Ra berkata: “makanlah ini, sesungguhnya saya mendengar Rasulullah bersabda: “at-Talbinah itu menguatkan orang yang sakit dan menghilangkan sebagian kesedihan.”

Lalu apa itu at-Talbinah? Sampai saat ini, at-Talbinah masih sering dihidangkan khususnya di Timur Tengah. Sebagian ulama mengkategorikannya sebagai bagian dari obat (At-Thibbun An-Nabawi).

Disebut demikian karena teksturnya disebut mirip dengan susu. At-Talbinah adalah sejenis bubur yang terbuat dari tepung gandum, yang dicampurkan dengan air, dan ditambahkan dengan susu dan madu dan dimasak dengan api kecil.

Dari gambaran di hadis tersebut, wajar jika Rasulullah berkata demikian karena dilihat dari komposisinya, gandum yang dicampurkan susu dan madu jelas bisa dikatakan makanan yang bergizi, bahkan bisa memberi energi bagi orang yang sedang sakit.

As-Sawiq

Mengutip dari berbagai sumber, sawiq sebenarnya makanan yang jarang dimakan. Disebut-sebut. Bahkan ada yang menyebut, biasanya bahan dasarnya bahkan disajikan untuk burung.

As-Sawiq juga merupakan sejenis bubur yang terbuat dari bahan dasar yang mengandung karbohidrat seperti gandum. Ia bisa disajikan dalam bentuk kering, atau encer dengan ditambahkan sedikit air, ditambahkan dengan mentega yang dibuat dari lemak hewan (biasanya kambing).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah memakannya dalam sebuah perjalanan jauh ketika hanya ada makanan tersebut.

Dar Basyir bin Yasar, mantan budak Bani Haritsah, bahwasanya Suwaid bin Nu’man menceritakan bahwasanya ia pernah pergi bersama Rasulullah pada tahun pendudukan Khaibar. Ketika mereka sampai di tempat bernama Shahba’ (wilayah dekat dengan Kahibar), beliau mengerjakan shalat ashar.

Rasulullah kemudian minta diambilkan makanan dari perbekalan, namun mereka tidak mendapati apapun kecuali as-Sawiq. Beliau lalu memerintahkan untuk menghidangkannya, lalu ia diencerkan (sehingga seperti bubur), lalu Rasulullah makan bersama dengan kami.

Beliau lalu setelah itu berdiri untuk shalat Maghrib, lalu kumur-kumur dan beliau shalat tanpa berwudhu kembali. (H.R al-Bukhari).

Al-Aqitth

Makanan ini juga terbuat dari susu yang sudah difermentasi dan dikeringkan, dan dibentuk bulat-bulat (sebesar bakso). Kemudian dijemur kembali di bawah sinar matahari sampai benar-benar mengeras dan kering.
Biasanya dimakan dengan kurma, atau diencerkan kembali ketika dibutuhkan. Disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam pernah menerima hadiah ini dari sepupu Abdullah bin ‘Abbas ra.

Sepupuku menghadiahkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dhobb (bentuknya seperti kadal, hidup di padang pasir), aqitth, dan laban (dalam riwayat lain, saman/minyak dari lemak unta).

Rasulullah pun tetap menghindangkan dhobb di meja makannya (meskipun tidak dimakan, dalam riwayat lain disebut: merasa jijik) namun kalau dhobb itu haram, tak mungkin menghidangkannya, lalu meminum susunya dan memakan al-aqitth.

Demikian diantara riwayat-riwayat tentang makanan-makanan yang pernah dikonsumsi oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tentunya masih banyak makanan yang belum tersebutkan.

Wallahu A’lam.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x