Hal yang Terjadi pada Otak Setelah Berhubungan Seks, Tak Berbeda Jauh Saat Melihat Warna Biru

- 12 Agustus 2020, 02:10 WIB
Biru langit dan biru laut.
Biru langit dan biru laut. /


GALAMEDIA - Melamun bisa membuat seseorang merasa lebih rileks. Hal lainnya adalah berhubungan seks.Tak bisa dipungkiri, aktivitas seks mendatangkan dampak baik bagi tubuh manusia.

Ada penjelasan ilmiah soal ini. Dikutip dari SheKnows, sentuhan fisik melalui seks akan memunculkan keintiman dengan pasangan. Malah bisa dibilang, ada yang merasa jatuh cinta pada pasangan setelah berhubungan intim.

Saat melakukan seks, ada yang terjadi pada otak seseorang sehingga segala sesuatu akan terasa lebih intim, dekat dan indah.

Dikutip Rabu 12 Agustus 2020, seorang psikolog dan pekerja sosial klinis, Sal Raichbach menjelaskan, seks mampu melepaskan oksitosin atau 'love hormone'.

Pelepasan hormon ini berkaitan dengan rasa dekat dan intim, merasa lebih baik.

"Oksitosin berhubungan dengan fungsi sosial positif dan dikaitkan dengan ikatan, kepercayaan dan loyalitas," kata Raichbach dikutip dari SheKnows.



Jadi, suatu hal yang wajar jika mengasosiasikan perasaan positif itu dengan seseorang yang berbagi momen tersebut dengan lawannya. Barangkali ini pula alasan mengapa seseorang mulai lebih memikirkan pasangannya setelah berbagi waktu yang penuh gairah dengan mereka.

Meskipun momen berlangsung cepat, sebagian dari Anda menginginkan perasaan serupa lagi berulang.

Kabar baiknya, oksitosin sebenarnya bukan hanya didapat dari seks belaka, tidak melulu harus melibatkan sesi intercourse alias penetrasi penis ke vagina.

Ada pula jenis aktivitas lain yang bakal menghasilkan oksitosin dan memunculkan keintiman.

Lauren Brim, edukator seksual dan penulis 'The New Rules of Sex' mengatakan oksitosin terlepas ketika melakukan beragam aktivitas lain seperti bermain bersama hewan peliharaan, dipijat atau memijat, olahraga secara tim atau sekadar melihat warna biru.

Brim mengatakan, ikatan kuat antara dua orang bisa terjadi dengan jenis keintiman lain.

"Itulah mengapa kita bisa merasa seperti, kita jatuh cinta pada seseorang yang kita ajak ngobrol sekali saja," jelas Brim.

Penting diingat, berhubungan seks dalam kondisi apapun akan secara otomatis melepaskan oksitosin dan itu membuat Anda merasa terhubung. Misalnya, Brim menunjukkan, korban kekerasan seksual takkan mungkin memiliki perasaan ketertarikan pada pelaku, juga tak akan melakukan seks teratur dalam.

Sementara seks bisa memperdalam ikatan antara dua orang ketika ada keintiman berupa pengalaman dan chemistry bawaan dari pasangan. Hal-hal seperti, saling memandang atau berbagi cerita pribadi dengan orang lain dapat menciptakan jenis ikatan personal satu sama lain.

"Sebagai makhluk sosial, kita dirancang untuk terikat melalui berbagai kegiatan, tetapi seks sering menciptakan perasaan bahwa kita harus menjalin hubungan dengan orang tersebut, karena sebagian masyarakat telah menetapkan itu sebagai norma umum, bagian dari 'social sexual script' kita," imbuh Brim.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x