The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (2)

- 23 September 2020, 09:04 WIB
The Adventur of Kabayan: Baju Hikmat
The Adventur of Kabayan: Baju Hikmat /


Karya: Herdi Pamungkas

Pada episode sebelumnya diceritakan Kabayan kesal gara-gara tak bisa bertemu Nyi Iteung. Kabayan pergi ke rumahnya, ternyata Nyi Iteung tengah pergi ke Kampung Cingur. Berikut lanjutan ceritanya:

"Matak naon kalau dibuktikan saja  sekarang mah, Kabayan! Mengenai  kabar yang dibawa si Ajum teh! Kamu susul ka Kampung Cingur sekarang juga siapa tahu Nyi Iteung lagi asik  dengan pemuda kaya,"

"Diam siah, Kemed!"

"Sabar, Kabayan! Kamu teh jangan marah-marah pada kita-kita sebagai teman. Sebaiknya kita buktikan kebenarannya. Ulah percaya kana hoax deuleu!"

"Heueuh, Kabayan!"

Si Kabayan sejenak menjatuhkan pantatnya ke atas batang kayu di pinggir jalan, tangannya memegang  kening.

"Ah, kamu mah terlalu banyak mikir,  Bro?"

"Heueuh, kenapa mesti mikir-mikir ayo kita serbu ke Kampung Cingur!" si Ajum menggenggam tangan si Kabayan, ditarik.  "Hayu!"

"Tapi,"

"Kamu mah masih ragu-ragu saja, Bro!"

"Heueuh! Kita kita ini sobat dalit kamu apanan, Kabayan? Masa masih meragukan pada kesetian dan pembelaan terhadap kawan seperjuangan."

"Bukan tidak percaya? Apalagi meragukan kesetiaan arilaing, Euy. Kapanan urang samemeh ngalakukeun tindakan teh kudu nyieun heula strategi?"

"Dina situasi kayaan genting begini kamu mah masih mikir nu kitu! Mending ayeuna mah kita ngajugjug dulu ke Kampung Cingur, mastikeun! Ngatur siasat mah nanti saja di sana."

"Bener, kita lihat sikon, Bro!"

"Kelanan,"

"Eh, malah mau duduk lagi?" si Kemed kesal. "Mun moal urang rek balik, kemon, Jum!" melirik ke arah si Ajum.

"Jangan atuh, Euy! Dimana sifat kesetiakawanan maraneh?"

"Lamun kitu hayu atuh kita kemon!"

"Hayulah!" si Kabayan berdiri dan menggangdeng bahu kedua temannya.

Mereka bertiga berjalan menelusuri jalan perkampungan menuju ke Kampung  Cingur, guna menelusuri keberadaan Nyi Iteung pacar si Kabayan, yang  menurut dugaan mereka memenuhi  undangan orang terkaya di kampung tersebut, terkait dengan perjodohan.

**
Di Kampung Cingur ada sebuah bangunan yang menonjol di antara  gubuk kebanyakan rumah penduduk. Memiliki halaman yang cukup luas dengan beragamam tanaman yang ditata menyerupai taman.

Abah, Ambu, dan Nyi Iteung berdecak kagum memandang rumah yang akan di  masukinya, saking megahnya untuk ukuran perkampungan, sehingga sangat sulit untuk dilukiskan.

"Mangga kalebet!" seorang penjaga mempersilahkan.


Bersambung......

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x