Selain itu, mereka juga melakukan unjuk rasa solidaritas bagi rekan mereka yang meninggal di Semanggi Jakarta empat hari sebelumnya.
Setelah bergabung, mereka melakukan unjuk rasa dan berjalan menuju Makorem 043/Garuda Hitam. Akan tetapi, ketika melewati markas Koramil Kedaton dekat Universitas Bandar Lampung, mahasiswa dengan segera menurunkan bendera menjadi setengah tiang demi penghormatan bagi rekan mereka yang beberapa hari lalu telah tewas tertembak.
Baca Juga: Dihargai Sampai Rp3 Miliar, Ambulans Karya Anak Bangsa Ini Banyak Diorder
Setelah itu keadaan menjadi tidak terkendali karena Komandan Koramil menolak kehendak mahasiswa. Terjadi saling lempar batu serta tembakan. Mahasiswa terpencar dan menyelamatkan diri ke dalam Universitas Bandar Lampung.
Sesaat setelah itulah diketahui bahwa butiran peluru telah mengambil nyawa Muhammad Yusuf Rizal. Mahasiswa jurusan FISIP Universitas Lampung angkatan 1997 itu, meninggal dunia dengan luka tembak di dadanya tembus hingga ke belakang dan juga sebutir peluru menembus lehernya.
Ia tertembak di depan markas Koramil Kedaton, Lampung. Puluhan mahasiswa lainnya terluka sehingga harus dirawat di rumah sakit. Beberapa hari kemudian Saidatul Fitriah, Mahasiswa Universitas Lampung yang juga menjadi korban kekerasan aparat, akhirnya meninggal dunia.
Baca Juga: Miliki Harta Paling Sedikit Dibanding Calon Lainnya, Atep Ternyata Punya Harta Berharga Tak Ternilai
2018
Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018 adalah peristiwa gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,4 diikuti dengan tsunami yang melanda pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 28 September 2018, pukul 18.02 WITA.
Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan kedalaman 10 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Donggala, Kota Palu, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Mamuju bahkan hingga Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar. Gempa memicu tsunami hingga ketinggian 5 meter di Kota Palu
Gempa itu merusak 66.390 bangunan dan menewaskan sebanyak 2.045 tewas orang (menurut BNPB per 10 Oktober 2018) dan 632 luka-luka. Sedangkan lebih dari 100 orang hilang serta 16.732 penduduk mengungsi.***