The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (7)

- 28 September 2020, 20:09 WIB
The Adventure of Kabayan
The Adventure of Kabayan /



Herdi Pamungkas

GALAMEDIA - Pada episode sebelumnya diceritakan, Sarkawi dan Nyi Iteung sudah berteman sejak mereka masih kanak-kanak.  Waktu Nyi Iteung  berlari di pematang sawah takut dikejar kebo Haji Sobana, akhirnya terpeleset hampir jatuh di kubangan. Sarkawi menyelamatkannya. Berikut lanjutannya;

"I, iyah," gumamnya.

"Gimana sekarang?"

"Euh,hhhhmm," lenguhnya. "Tidak  sakit lagi," Nyi Iteung memejamkan mata.

"Sudah enakan?" tatap Sarkawi.

Nyi Iteung menganggukan kepala manja, rasa sakit di kakinya seakan sirna ditelan pijatan Sarkawi.

Baca Juga: The Adventure of Kabayan : Baju Hikmat (1)

Sejenak mereka saling tatap, lalu menunduk. Dalam hati keduanya ada sesuatu yang tidak biasa. Padahal keduanya sudah saling kenal sejak dari masa kanak-kanak.

Seiring bergeraknya waktu, kini mereka telah tumbuh menjadi remaja, yang biasa disebut mojang dan bujang.

"Nyai!Kunaon runya-renyu sorangan?" Abah menyikut.

"Naon ari Abah?" Nyi Iteung tersentak, kesadaran telah kembali jika dirinya tengah berada di rumah Sarkawi.

"Nyai tidak mau ikut minta maaf?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (2)

"Minta maaf kenapa? Kepada siapa? Perasaan Iteung mah tidak membuat kesalahan?" mengerutkan kening.

"Betul, Nyi," timpal Sarkawi. "Sudahlah, Abah, Ambu, tiga tahun yang lalu tidak perlu dingat-ingat lagi," lanjutnya.

Selanjutnya Sarkawi mempersilahkan pada para tamunya untuk menikmati makanan ringan yang disajikan tuan rumah.

Berlanjut pada suasana santai dan penuh keakraban, diselingi dengan obrolan ringan dibareng senda-gurau. Hingga mengarah pada obrolan yang serius.

"Ke, kasep," Abah merubah duduknya.

"Bongan kita teh heueuh Abah beserta keluarga di undang ke sini. Mungkin barangkali ada hal-hal penting yang mau disampaikan,"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan Baju Hikmat (3)

"Betul sekali, Abah. Sekali lagi bukannya saya bermaksud lancang,"

"Abah oge ngarti, Kasep. Lamun kata barudak mah naha pancilingan bet kudu nyampeurkeun nu ngising kitu meureun istilahna teh."

"Paralun, Abah. Tidak demikian maksud saya. Bagaimana ya cara membahasakannya yang paling tepat?" Sarkawi memukul keningnya.

"Ari menurut pendapat Ambu mah meureun nu kasep teh?" menempelkan telunjuk dikeningnya. "Naon atuh nya?"

Baca Juga: The Adventure of Kabayan: Baju Hikmat (4)

"Begini, mungkin?" Sarkawi mengela nafas. "Saya mengundang Ambu, Abah, dan Nyi Iteung, ke rumah ini. Ingin menghadiahkan rumah ini kepada Nyi Iteung. Inilah hasil jerih payah selama tiga tahun." ucapannya lantang.

Mendengar perkataan tuan rumah yang begitu jelas dan tegas tanpa basa-basi, betapa terkejutnya para tamu.

Sejenak suasana hening, perasaan Abah, Ambu, dan Nyi Iteung merasa senang, tetapi tentu saja terselip pertanyaan.


Bersambung.....***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x