Disebut Akurat Pertanda Gempa dan Tsunami, Ikan Oarfish Naik ke Permukaan saat Sekarat dan Mati

- 1 Oktober 2020, 07:05 WIB
Kemunculan Oarfish manjadi pertanda datangnya gempa dan tsunami
Kemunculan Oarfish manjadi pertanda datangnya gempa dan tsunami /Instagram.com/@dispate/Instagram

GALAMEDIA - Kemunculan ikan oarfish kerap dikaitan dengan bakal terjadinya gempa besar dan tsunami. Soalnya ikan merupakan biota laut yang tinggal di laut dalam.

Menurut cerita rakyat Jepang ketika ikan perak panjang seperti ular ini muncul dari kedalaman, gempa bumi besar akan segera terjadi.

Namun para peneliti Jepang yang meneliti dari tahun 1928 tidak dapat menemukan korelasi apa pun antara penampakan oarfish dan gempa bumi besar.

"Orang hampir tidak dapat memastikan hubungan antara kedua fenomena tersebut," tulis ahli gempa Yoshiaki Orihara dan rekan-rekannya dalam makalahnya di Bulletin of the Seismological Society of America, baru-baru ini.

Baca Juga: Jatah September-Oktober, 1,7 Juta Warga Terima Beras Sebanyak 30 kg dari Bulog Jabar

Sebelumnya, beberapa ilmuwan telah mencoba menjelaskan legenda tersebut dengan menyatakan bahwa pergerakan lempeng tektonik dapat menghasilkan arus elektromagnetik yang mendorong oarfish dan pembengkakan laut dalam lainnya, seperti dealfish, ribbonfish, dan unicorn creshfish, ke perairan dangkal.

Tangkapan layar Oarfish.
Tangkapan layar Oarfish. NOAA


Oarfish hidup sekitar 200 meter (650 kaki) di bagian utara Pasifik dan Samudra Hindia, dan para ilmuwan percaya bahwa mereka bermigrasi ke Laut Jepang di Arus Tsushima.

Tetapi Orihara dan rekan-rekannya mengatakan ular laut ini tidak memprediksi gempa bumi.

Baca Juga: Kementrian Luar Negeri Indonesia Bela Vanuatu, Kok Bisa?

"Di surat kabar lokal domestik Jepang, kemunculan seperti itu sering diberitakan karena kemunculan yang jarang, bisa menarik pembaca," tulis mereka.

Secara keseluruhan, Orihara dan rekan-rekannya menemukan 336 penampakan ikan laut dalam di Jepang antara November 1928 dan Maret 2011.

Tetapi tidak satupun dari penampakan itu terjadi dalam waktu 30 hari setelah gempa bumi dengan kekuatan 7,0 atau lebih besar.

Orihara dan rekan-rekannya juga tidak dapat menemukan laporan tentang gempa berkekuatan 6,0 atau lebih besar yang terjadi dalam 10 hari setelah penampakan ikan di laut dalam.

Baca Juga: Diserang Netizen Indonesia, Vanuatu Kembali Berulah: Jadi Target Perilaku Rasis Terkoordinasi

? Un-Cruise.com / Barcroft USA

Sebuah laporan dari Daily Telegraph menyebutkan bahwa kemunculan lebih dari selusin oarfish di Jepang diikuti oleh gempa bumi yang merusak di Chile, Haiti, dan Taiwan bagian selatan.

"Di zaman kuno, orang Jepang percaya bahwa ikan memperingatkan gempa bumi yang akan datang, terutama ikan lele," kata Hiroshi Tajihi, wakil direktur Pusat Gempa Kobe, dalam laporan yang sama dari Daily Telegraph.

Tajihi, bagaimanapun, mengatakan tidak ada hubungan ilmiah antara penampakan itu dan gempa bumi.

"Ini hanyalah takhayul lama," katanya.

Baca Juga: Pantauan CIA Selama 7 Hari Usai Peristiwa G30S PKI di Indonesia

Para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda, tetapi sejauh menyangkut ahli seismologi, diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan bahwa oarfish dapat memprediksi gempa bumi.

Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina juga mengatakan belum ada instrumen ilmiah yang dapat memprediksi kapan gempa akan terjadi.

Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Oarfish, yang sering disalahartikan sebagai ular laut, memang langka tetapi dapat ditemukan di daerah dengan perairan tropis dan subtropis. Makhluk itu hidup di dekat dasar laut sekitar 3.000 kaki.

NOAA mengatakan bahwa tidak banyak yang diketahui tentang kebiasaan dan kehidupan oarfish, tetapi sebagian besar muncul ke permukaan saat terluka atau sekarat. Dengan kata lain, ikan naik ke permukaan saat hendak mati.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x